Mohon tunggu...
Ika Ayra
Ika Ayra Mohon Tunggu... Penulis - Penulis cerpen

Antologi cerpen: A Book with Hundred Colors of Story (jilid 1) dan Sewindu dalam Kota Cerita

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Sejuknya Area Sekitar Kebun Hidroponik

14 April 2024   23:01 Diperbarui: 19 April 2024   14:25 642
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sawi sendok hasil dari pertanian hidroponik|foto: Dokumentasi Pribadi

Beberapa waktu yang lalu, saya berkesempatan mengunjungi kebun hidroponik yang dikelola ibu-ibu kelompok dasawisma berkolaborasi dengan ibu-ibu PKK RT 39 sekitar tempat tinggal saya. 

Saya sempat bertanya mengenai pembiayaannya. Ternyata kebun hidroponik ini merupakan keberhasilan kader pengurus dan mendapat bantuan dari Program Kampung Iklim (proklim) Kementerian Lingkungan Hidup.

"Ini adalah panen yang kedua. Segera menyusul panen yang ketiga," ungkap sang ketua tersenyum.

Hmm, mereka adalah ibu-ibu kreatif dan cerdas. Mereka bekerja ikhlas meluangkan waktu dan menyumbang tenaga untuk menciptakan lingkungan yang sehat.

Saya pun menikmati sejuknya udara di sekitar area kebun. Apakah ini karena banyaknya oksigen yang dihasilkan? Mari kita telusuri.

Suasana sore di kebun hidroponik|foto: Dokumentasi Pribadi
Suasana sore di kebun hidroponik|foto: Dokumentasi Pribadi

Apa itu pertanian hidroponik?

Hidroponik adalah metode pertanian terutama sayuran dengan mengandalkan aliran air yang mengandung unsur hara sebagai media tanam, bukan tanah. 

Teknik ini diklaim lebih ramah lingkungan karena tidak menggunakan pestisida secara berlebihan, menggunakan bahan-bahan alami, dan prosesnya pun terbilang organik.

Metode pertanian hidroponik mulai masuk ke Indonesia pada tahun 1980, namun baru ramai pada dekade terakhir.

Adalah Bob Sadino, pakar dalam bidang agribisnis yang pada waktu itu kerap menjadi narasumber dan mempopulerkan teknik hidroponik di tanah air. 

Lalu, tanaman apa saja kah yang dibudidayakan dengan metode hidroponik?

Cukup banyak. Mulai dari sayuran seperti tomat, bawang merah, paprika, seledri, brokoli, mentimun, pakcoy, selada air, buncis, bayam, sampai pada jenis buah seperti stroberi, anggur, semangka, dan melon.

Keunikan menanam secara hidroponik

Sawi sendok hasil dari pertanian hidroponik|foto: Dokumentasi Pribadi
Sawi sendok hasil dari pertanian hidroponik|foto: Dokumentasi Pribadi

Sesuai namanya yang diambil dari bahasa Yunani, yaitu hydro yang berarti air; dan ponos yang berarti daya, atau kerja, teknik hidroponik mengandalkan aliran air dengan kandungan mineral sebagai nutrisi, serta sinar matahari yang cukup. 

Dengan kata lain, hal yang menentukan keberhasilan budidaya hidroponik adalah air baku, nutrisi atau pupuk, media tanam, kualitas benih, serta ketersediaan oksigen.

Apa itu air baku? 

Air baku dimaksud adalah air yang belum dicampur dengan nutrisi, serta bersih. Tidak mengandung kotoran, sampah, patogen, atau zat pencemat lainnya.

Beberapa yang termasuk air baku adalah air hujan, air sumur, air destilasi, air tetesan pendingin ruangan, dan air yang bebas bahan kimia atau racun. Sebaiknya air memiliki zat terlarut tidak lebih dari 220 ppm. Boleh air isi ulang (reverse osmosis) maupun air PAM.

Nutrisi atau pupuk dalam tanaman hidroponik berbentuk cair dan larut dalam udara. Unsur hara yang dibutuhkan tanaman terdiri unsur hara makro (N, P, K, Ca, Mg, dan S); serta unsur hara mikro (e, Mn, Zn, Cu, B, Mo dan Cl).

Meski demikian, kebutuhan unsur hara tanaman adalah berbeda-beda, tergantung jenis tanaman dan tingkat pertumbuhannya.

Bagaimana dengan oksigen?

Oksigen sangat dibutuhkan tanaman umtuk menarik nutrisi dari akar. Dengan demikian ketersediaan oksigen menjadi hal yang utama. Jumlah oksigen yang rendah menyebabkan tanaman layu. Peningkatan jumlah oksigen membantu pertumbuhan akar serta meningkatkan penyerapan nutrisi.

Metode pertanian hidroponik jelas memiliki keunggulan: memaksimalkan ruang, bebas hama, hemat air, minim pestisida, dan lebih cepat panen.

Nah, dapat dipahami mengapa metode pertanian hidroponik banyak digemari tidak hanya oleh petani tetapi juga oleh masyarakat pada umumnya. Tidak berhenti sebagai hobi, tetapi juga bernilai bisnis. 

Beberapa teknik bertani secara hidroponik 

Persemaian bibit tanaman|foto: dokumentasi Bunda Fattah
Persemaian bibit tanaman|foto: dokumentasi Bunda Fattah

Terdapat beberapa teknik bertani secara hidroponik yaitu:

1. Aeroponic system, yaitu larutan nutrisi disemprotkan langsung ke akar tanaman secara berkala

2. Sistem irigasi tetes, yaitu dengan pompa air yang meneteskan nutrisi ke tanaman

3. Wick System, yaitu nutrisi mengalir ke wadah pertumbuhan dengan perantara kain flanel atau sumbu

4. Water Culture, yaitu wadah pertumbuhan (terbuat dari styrofoam) dan mengaoung langsung di atas nutrisi terlarut

5. Nutrient Film Technique, yaitu mengalirkan nutrisi terlarut secara terus-menerus selama 10-14 jam setiap harinya

6. Flood and Drain System, yaitu dengan memenuhi wadah pertumbuhan dengan nutrisi, kemudian nutrisi ditampung kembali. Begitu seterusnya seperti sebuah siklus.

Keberhasilan dalam pertanian hidroponik

Aktivitas menanam dengan netpot (sistem sumbu)|foto: Dokumentasi Pribadi
Aktivitas menanam dengan netpot (sistem sumbu)|foto: Dokumentasi Pribadi

Bila Anda tertarik dan ingin berkebun dengan metode hidroponik, perhatikan juga faktor lingkungan yang menunjang keberhasilannya, yaitu: suhu, cahaya, serta kelembaban. 

Cahaya 

Hanya diperlukan diperlukan sejak tanaman berkecambah. Idealnya, gunakan cahaya luar ruangan (outdoor). Bisa digunakan ruang kaca, ataupun atap terbuat dari jala hitam.

Kelembaban

Kelembaban (RH) yang dibutuhkan maksimal 70%. Lebih dari jumlah tersebut akan mengakibatkan penyerapan unsur hara oleh akar, menjadi berkurang. Jika kelembaban terlalu tendah, maka tanaman akan menjadi layu.

Suhu

Dalam hal ini kita perlu membedakan dua macam suhu yaitu suhu lingkungan serta suhu larutan nutrisi.

Sesuai jenis tanaman, suhu yang dibutuhkan pun menjadi berbeda-beda. Tanaman sawi dan kangkung, misalnya, memerlukan suhu lingkungan 25-32 derajat Celcius. Sedangkan suhu larutannya antara 20-28 derajat Celcius.

Suhu lingkungan nutrisi yang terbilang tinggi, dapat mengakibatkan pertumbuhan tanaman menjadi lebih cepat tinggi, namun pada tanaman selada, rasa sayuran dapat menjadi pahit.

Tanaman hidroponik dan green house

Bila Anda pernah menyaksikan pertanian hidroponik dalam green house, mungkin akan terlintas pertanyaan: Mengapa? Apa manfaatnya?

Ya, meski tidak semua pertanian hidroponik menggunakan green house, langkah ini antara lain bermanfaat sebagai berikut:

1. Melindungi tanaman dari terpaan hujan secara langsung yang dapat menyebabkan pembusukan pada daun ataupun pada batang tanaman, menyuburkan tumbuhnya cendawan, mengurangi konsentrasi nutrisi terlarut

2. Mengurangi intensitas sinar matahari yang berdampak pada penguapan nutrisi terlarut serta membuat tanaman layu

3. Meminimalisir serangan hama serangga seperti belalang maupun lalat

Bagaimana, tertarik mencoba?

***

Rujukan: 

5 faktor pertumbuhan tanaman hidroponik

Alasan mengapa hidroponik perlu green house

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun