Mohon tunggu...
Ika Ayra
Ika Ayra Mohon Tunggu... Penulis - Penulis cerpen

Antologi cerpen: A Book with Hundred Colors of Story (jilid 1) dan Sewindu dalam Kota Cerita

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Sejuknya Area Sekitar Kebun Hidroponik

14 April 2024   23:01 Diperbarui: 19 April 2024   14:25 615
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Aktivitas menanam dengan netpot (sistem sumbu)|foto: Dokumentasi Pribadi

Beberapa waktu yang lalu, saya berkesempatan mengunjungi kebun hidroponik yang dikelola ibu-ibu kelompok dasawisma berkolaborasi dengan ibu-ibu PKK RT 39 sekitar tempat tinggal saya. 

Saya sempat bertanya mengenai pembiayaannya. Ternyata kebun hidroponik ini merupakan keberhasilan kader pengurus dan mendapat bantuan dari Program Kampung Iklim (proklim) Kementerian Lingkungan Hidup.

"Ini adalah panen yang kedua. Segera menyusul panen yang ketiga," ungkap sang ketua tersenyum.

Hmm, mereka adalah ibu-ibu kreatif dan cerdas. Mereka bekerja ikhlas meluangkan waktu dan menyumbang tenaga untuk menciptakan lingkungan yang sehat.

Saya pun menikmati sejuknya udara di sekitar area kebun. Apakah ini karena banyaknya oksigen yang dihasilkan? Mari kita telusuri.

Suasana sore di kebun hidroponik|foto: Dokumentasi Pribadi
Suasana sore di kebun hidroponik|foto: Dokumentasi Pribadi

Apa itu pertanian hidroponik?

Hidroponik adalah metode pertanian terutama sayuran dengan mengandalkan aliran air yang mengandung unsur hara sebagai media tanam, bukan tanah. 

Teknik ini diklaim lebih ramah lingkungan karena tidak menggunakan pestisida secara berlebihan, menggunakan bahan-bahan alami, dan prosesnya pun terbilang organik.

Metode pertanian hidroponik mulai masuk ke Indonesia pada tahun 1980, namun baru ramai pada dekade terakhir.

Adalah Bob Sadino, pakar dalam bidang agribisnis yang pada waktu itu kerap menjadi narasumber dan mempopulerkan teknik hidroponik di tanah air. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun