Mohon tunggu...
Ika Ayra
Ika Ayra Mohon Tunggu... Penulis - Penulis cerpen

Antologi cerpen: A Book with Hundred Colors of Story (jilid 1) dan Sewindu dalam Kota Cerita

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Menuju Sekolah Adiwiyata Kota: Santri SDIA Al-Fatah Samarinda Gotong-royong Membersihkan Lingkungan Sekitar

4 Maret 2024   16:45 Diperbarui: 4 Maret 2024   19:24 406
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kotak susu UHT untuk dibuat mainan anak|foto: Ustadzah Diyah

Salah satu upaya membentuk karakter anak adalah dengan pembiasaan sikap positip dan bermanfaat. Dan menuju sekolah Adiwiyata Kota, santri Sekolah Dasar Islam Alam Al-Fatah Samarinda melaksanakan kegiatan amal sholih membersihkan lingkungan sekitar sekolah, Sabtu 2 Maret 2024.

Bukan rahasia lagi, isu kerusakan lingkungan sudah mencapai taraf yang mengkhawatirkan. Untuk itu, banyak sekolah yang menaruh perhatian, salah satunya dengan konsep sekolah Adiwiyata atau sekolah hijau (green school).

Adiwiyata sendiri berasal dari bahasa Sansekerta: adi yang berarti baik, sempurna, dan wiyata yang berarti tempat untuk mendapatkan ilmu pengetahuan, norma, dan etika.

Sekolah Adiwiyata menitikberatkan pada kepedulian warga sekolahnya akan kelestarian lingkungan hidup serta merasa bertanggung jawab pada pelestarian lingkungan.

SDIA Al-Fatah Samarinda sendiri mempunyai jadwal rutin membersihkan ruang kelas, halaman, dan masjid di area sekolah. Kegiatan ini disebut amal sholih, kemudian dilanjutkan dengan kegiatan makan kue bersama. 

Namun dalam rangka mendidik santrinya untuk merasa peduli terhadap lingkungan sekitar sekolah, pekan lalu kegiatan tersebut dilaksanakan hingga ke lingkungan sekitar sekolah.

Dipimpin oleh Ustadzah Mursidah selaku ketua sekolah Adiwiyata, sebanyak 65 santri dengan didampingi 12 Ustadz dan Ustadzah gotong-royong mengumpulkan sampah plastik di sepanjang drainase sekitar pemukiman. 

Santri memungut sampah plastik di sepanjang drainase|foto: Ustadz Firman
Santri memungut sampah plastik di sepanjang drainase|foto: Ustadz Firman

Luar biasa, ternyata ada begitu banyak sampah yang didapat. Sampah plastik ini tidak dapat diuraikan oleh mikroorganisme di sekitarnya. Bayangkan, apa yang akan terjadi dengan bumi kita di masa yang akan datang?

Sampah plastik tidak dapat diuraikan mikroorganisme di sekitarnya|foto: Ustadz Firman
Sampah plastik tidak dapat diuraikan mikroorganisme di sekitarnya|foto: Ustadz Firman
Gerakan Reuse, reduce, dan recycle di sekolah Adiwiyata

Upaya lainnya yang turut mendukung konsep sekolah Adiwiyata ini adalah gerakan 3R: reuse, reduce, dan recycle.

Reuse maksudnya memanfaatkan kembali sampah yang ada. 

Misalnya kotak susu UHT dapat digunakan sebagai mainan anak.

Kotak susu UHT untuk dibuat mainan anak|foto: Ustadzah Diyah
Kotak susu UHT untuk dibuat mainan anak|foto: Ustadzah Diyah

Selain itu, kegiatan ini bermanfaat melatih daya kreativitas santri. Mereka berimajinasi dan berusaha membuat karya semenarik mungkin dengan bahan yang ada.

Contoh lainnya, dengan memanfaatkan toples bekas untuk celengan. Dengan hasil karya yang mereka buat sendiri dan dengan model atau karakter hasil imajinasi mereka, maka semangat menyisihkan uang jajan akan bertambah. Hal ini sangat baik dan bermanfaat.

Membuat celengan dari toples bekas|foto:Ustadz Firman
Membuat celengan dari toples bekas|foto:Ustadz Firman

Reduce atau upaya mengurangi segala sesuatu yang mengakibatkan sampah. 


Contoh, para santri diminta membawa tumbler atau wadah minum, serta bekal makanan dari rumah. Selain lebih sehat dan higienis, hal ini dapat mengurangi sampah yang dihasilkan dari berbelanja makanan di kantin. 

Santri bersiap menyantap bekal masing-masing|foto: Ustadzah Diyah
Santri bersiap menyantap bekal masing-masing|foto: Ustadzah Diyah

Masing-masing kelas menyediakan air minum yang dapat diisikan apabila tumbler sudah kosong.

Santri dapat mengisi tumbler yang sudah kosong|foto: dok. Ustadzah Diyah
Santri dapat mengisi tumbler yang sudah kosong|foto: dok. Ustadzah Diyah

Recycle yaitu mengolah kembali (daur ulang) sampah menjadi produk baru yang bermanfaat.

Contoh, mengolah sampah organik dari daun-daun kering menjadi pupuk kompos.

Membuat pupuk kompos|foto: dok. Ustadz Firman
Membuat pupuk kompos|foto: dok. Ustadz Firman

Selain ekonomis, sifat alami yang terkandung di dalamnya, sangat bermanfaat bagi tanaman.

Tanaman tumbuh subur dengan pupuk kompos|foto: Ustadz Firman
Tanaman tumbuh subur dengan pupuk kompos|foto: Ustadz Firman

Opimis Menuju Sekolah Adiwiyata Kota

Sekolah, umumnya menjadi  tempat menimba ilmu bahasa, ilmu sosial, dan sains. 

Namun, sekolah Adiwiyata adalah sekolah yang peduli lingkungan sekaligus berbudaya lingkungan itu sendiri. Dan salah satu kegiatan sekolah Adiwiyata adalah membersihkan lingkungan.

Dengan kata lain, warga sekolah perlu ditumbuhkan kesadaran dan rasa tanggung jawab tentang kebersihan lingkungan.

Yuk, kita sukseskan kegiatan sekolah Adiwiyata untuk lingkungan yang sehat dan lestari!

***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun