Sepanjang yang aku ketahui, ibuku, Nyonya Mariane, adalah orang biasa dan juga orang baik-baik. Dia mengurus almarhum ayah dan ketiga adikku, sama seperti ibu yang lainnya. Lalu, kenapa penduduk Dreamtown bergosip dia seorang penyihir?
Dengan langkah pelan aku berjalan memasuki dapur, seraya menerka apakah ini waktu yang tepat untuk membahasnya? Ibu sedang sibuk dengan ragi yang harus dia takar secara akurat. Tetapi membicarakan masalah ini, akan memudahkan keputusanku nantinya.
"Ada apa denganmu, Cara? Ayo, kemarilah jika kau ingin belajar membuat roti yang terlezat di dunia!"
Aku tertangkap basah. Ibu mengetahui kedatanganku meski aku berusaha muncul secara diam-diam. Padahal aku yakin sejak tadi ibu hanya menatap mangkuk adonannya dan belum pernah beranjak dari situ.
"Sayang?"
"Bagaimana ibu tahu aku di sini?"Â
"Tentu karena ibu merasakan sesuatu yang tiba-tiba mengisi ruangan ini. Lalu angin berhenti masuk ke dapur. Apa kau tak pernah seperti itu?" Ibu memandangku, lalu tersenyum sebentar.Â
Oh ya ampun! Mengapa aku bisa berpikir ibu menggunakan kekuatan sebagai penyihir untuk mengetahui segalanya?Â
Meski aku tak bermaksud ingin belajar membuat roti, aku mendekat dan mengamati apa yang sedang dilakukannya.Â
"Apakah ibu mengukur suhu airnya untuk raginya?"