Terbayang semua kesalahanku kepada mama. Sebagai anak aku terlalu banyak menuntut, bahkan tega meninggalkan mama selama lima belas tahun.
"Mama juga minta maaf pada Karin. Mama tidak sadar membiarkan Karin kesepian setelah papa meninggal. Mama minta maaf juga yaa..."Â
Kami bepelukan semakin erat. Lega rasanya, dan semua seperti sudah terurai.Â
"Selamat ulang tahun, Karin. Jangan pergi lagi yaa!" bisik sebuah suara dalam hatiku.
***
Cerpen ini diikutkan dalam Sayembara Pulpen bertema ulang tahun.
Ika Ayra, senang menulis cerpen bergaya terjemahan. Menulis di Kompasiana sejak Oktober 2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H