Ingat saat dia masih kecil, anak kita sangat menikmati saat aku membawanya berbelanja. Dia selalu memilih sendiri boneka yang diinginkannya, ataupun camilan yang disukainya.Â
Tapi saat dia punya adik, dia selalu memilihkan barang-barang untuk adiknya. Itu membuatku menggelengkan kepala dan tersenyum.
Kini dia menjelma gadis yang sangat cantik, memikat beberapa orang yang mencuri pandang kepadanya.Â
"Apa mama memperhatikanku diam-diam?" katanya tiba-tiba.
"Oh, mama ingin tahu pendapatmu, apakah papa membutuhkan alat ini untuk mencukur rambut-rambut halus di wajahnya?"
Dia tersenyum, lalu menyindirku lagi. "Mama ingin papa kelihatan segar dan muda, kan?
"Udah, jangan konyol, Ma."Â
Aku pun membatalkan niatku.Â
Benar-benar aneh. Anak-anak tak memahami bagaimana cinta bisa tumbuh dan bertahan.Â
Saat dia sibuk memilih kosmetik, seseorang tiba-tiba berdiri di dekatku dan tersenyum.
"Putrimu sangat cantik, sama seperti ibunya."