Hff... seandainya aku bisa melakukannya, aku pasti meneriaki Miranda dan mencampakkan bunga itu ke lantai.
Begitulah.Â
Tak henti-hentinya aku mengutuk apa yang dilakukan gadis itu.Â
Hari demi hari berlalu.Â
Meski Miranda menunjukkan perhatiannya, itu tak membuatku mau menatap matanya atau mendengarkannya. Aku menjadi jahat karena gadis itu.
Beberapa kali Louis berusaha mengingatkan tentang sikapku. Setiap orang akan berproses untuk menjadi baik dan setiap orang juga tumbuh dengan keunikannya. Begitu katanya.
Aku mengacuhkan apa yang dikatakan Louis meski sebenarnya aku juga membenarkan puteraku. Mustahil gadis itu menjadi sama persis dengan yang kuinginkan, bahkan jika aku memiliki anak perempuan, dia tidak akan meniru semua caraku.
Pada akhirnya, aku sadar dengan kesalahanku.Â
Aku ingin menjadi ibu mertua yang ramah bagi Miranda. Sangat tidak adil jika aku membalas kasih sayangnya dengan kebencian.Â
Bukankah suatu saat aku akan meninggalkan mereka?
Bukankah aku ingin mereka terus mengenangku setelah aku tiada?