Ilustrasi komunitas | unsplash/Hannah BusingÂ
"Jangan keluar dari grup dong..."
"Iya, nih. Baru juga sayang, udah mau bubaran aja..."
"Tapi saya sudah banyak grup menulis, Bun."
"Ya udah deh kalau memang gitu. Entar kalau saya dan suami buat adonan pizza, datang yaa, kita makan-makan..."
*
Heu... heuuu...Â
Betapa sedih membaca chat seperti di atas. Tapi saya tetap harus left group dan membatasi lingkaran pertemanan melalui grup WhatsApp. Bukan karena sombong atau semacamnya, tetapi kesibukan yang ada sering membuat abai membaca pesan masuk.
Nah, bagaimana dengan Sahabat? Apakah mempunyai banyak grup WhatsApp atau banyak komunitas yang diikuti?
Hidup lebih indah karena bergabung dalam komunitas
Dewasa ini, kemajuan dalam berkomunikasi membuat kita dimudahkan sekaligus terkelompok sesuai minat yang dimiliki. Kelompok ini lazim disebut sebagai komunitas. Sebut saja contohnya: komunitas pecinta alam, komunitas pecinta kucing, komunitas pecinta kuliner Yogya, dan sebagainya.
Grup WhatsApp memudahkan berbagi informasi serta pengalaman menyenangkan tentang minatnya tersebut.Â
Seperti beberapa waktu lalu, Kompasianer Prajna Dewi membagikan video inspiratif kehidupan kucing. Usai menonton, saya pun bertanya dimanakah tayangan seperti ini dapat ditemukan? Mbak Dewi menjawab, di komunitas pencinta kucing yang diikutinya.Â
Bagaimana dengan media sosial seperti Instagram?Â