Beberapa kupu-kupu lainnya juga datang mendekat. Jesika tersenyum bahagia sambil berlari-lari kecil menikmati perjalanannya, menikmati hangatnya matahari pagi saat itu.Â
Tiba di bawah sebuah pohon, Jesika berhenti untuk beristirahat. Dia melihat berkeliling, tak ada orang sama sekali.
Tak jauh di depannya sebuah ayunan tali seperti menunggu untuk dimainkan. Jesika senang sekali, dia tak perlu mengantri seperti saat berada di taman kota. Jesika menaiki ayunan itu dan mulai menyenanginya.Â
Sudah cukup lama tetapi tetap tidak ada anak-anak yang datang. Jesika mulai berpikir apakah di sini tidak ada anak-anak seperti dirinya? Kalau begitu dia akan aman. Tak akan ada anak yang iseng mengganggunya atau mendorongnya sampai jatuh. Di tempat ini dia juga tidak akan di-bully karena orang tuanya bercerai.
Ah, dia tidak ingin mengingat-ingat lagi soal itu. Jesika ingin melupakan perceraian kedua orang tuanya.Â
Jesika  merasa menemukan hidupnya yang baru di sini. Di tempat ini dia bisa merasakan kedamaian yang diimpikannya.
Tiba-tiba dilihatnya beberapa ekor kelinci berlarian lalu berhenti tak jauh darinya. Jesika suka melihat kelinci putih itu.Â
"Apakah mereka mencari makanannya di sini?"Â pikir gadis itu. Dia pun beranjak menghampiri.Â
Ternyata kelinci tidak mudah disentuh. Mungkin karena Jesika asing bagi mereka. Akhirnya Jesika memutuskan membiarkan kelinci-kelinci itu. Tidak ketinggalan seekor anak kancil juga turut bergabung. Jesika benar-benar senang. Sekarang dia ditemani hewan-hewan lucu. Dia tidak lagi merasa sendirian.
Ternyata dunia ini begitu indah. Hanya saja Jesika tak pernah tahu tentang semua itu.Â
Selama ini dia sering ditinggalkan kedua orang tuanya bekerja. Sepulang dari sekolah Jesika hanya ditemani pengasuh yang berganti-ganti. Dia bahkan merasa bosan dengan semua mainannya.