Aku memperhatikan amplop coklat yang diserahkan putriku, lalu mulai menghitung lembaran di dalamnya.Â
Aku memandang Mels dengan seribu pertanyaan yang membeku dalam kepalaku. Tenggorokanku terasa begitu kering untuk membunyikan satu kata saja.
"Apakah kau akan menjual sesuatu dari rumah kita, Sayang?" tanyaku akhirnya.
Ada keharuan yang begitu rupa. Sebagai ibu aku tak percaya telah menghabiskan gaji suamiku di masa lalu, dan sekarang Mels membuatnya berguna.
 ***
Kota Kayu, 14 April 2023
Cerpen Ayra Amirah
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2HBeri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!