Mohon tunggu...
Ika Ayra
Ika Ayra Mohon Tunggu... Penulis - Penulis cerpen

Antologi cerpen: A Book with Hundred Colors of Story (jilid 1) dan Sewindu dalam Kota Cerita

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Bayang-bayang Mantan Istri

18 Februari 2023   16:23 Diperbarui: 19 Februari 2023   16:15 269
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pria yang menikahiku, adalah sepupu dariku dan delapan saudaraku, yang memang terpaut sebanyak usia ibuku. Kami menikah beberapa bulan setelah istrinya, Nyonya Flinton, meninggal dunia karena sakit. Dan ini pun gagasan dari anak-anak Tuan Marco serta persetujuan anggota keluarga lainnya.

Tapi begitu memasuki rumah besar ini, hawa tidak nyaman terutama di sebuah ruangan cukup mengusikku namun sulit kuceritakan. Tidak kepada ibuku, atau siapapun dari keluargaku.

Dan hari ini adalah minggu kedelapan yang membuatku tidak tahan lagi. Aku berencana akan menceritakan semuanya kepada suamiku karena hari ini dia libur bekerja. Maka diam-diam aku mulai mengawasi ruangan yang paling mencurigakan itu. 

Menurut suamiku, ruangan yang menghadap ke arah barat ini adalah tempat mendiang istrinya menghabiskan waktu dengan menjahit berbagai pakaian pesta untuk wanita lalu menjualnya. 

Saat itu anak-anak mereka sudah lebih besar dan nyonya Flinton sudah tidak perlu lagi menunggui mereka di sekolah ataupun membacakan dongeng pada malam hari. 

Sebenarnya aku menyukai ruangan ini karena bayangan matahari sore masuk ke dalamnya. 

Sejak kecil aku suka melihat bayangan memanjang yang ditimbulkannya. Benda apa saja yang kuletakkan dekat jendela akan memunculkan siluet gelap di permukaan lantai dan itu rasanya romantis sekali.

Dulu, aku menghibur adikku dengan membentuk dua kepalan tanganku menjadi kepala hewan sebagai pengganti boneka tangan. 

Meski sampai satu per satu adikku menikah, bayangan matahari sore tak pernah meninggalkan kamarku. Dan tanpa kuduga, setelah menikah, bayangan matahari sore kutemukan lagi di ruangan ini.

Konon, semasa sakitnya nyonya Flinton meminta ruangan ini tetap dibersihkan dan jangan ada barang-barang yang dipindahkan ataupun diganti. Sayang, ajal lebih dulu datang menjemput dan dia tidak pernah bertemu ruangan favoritnya lagi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun