Apakah mata ini berubah buta?Â
Untuk beberapa lama aku tertidur. Sepertinya hanya itu yang bisa dilakukan orang yang putus asa. Mencoba melupakan sesuatu yang baru terjadi. Â
Samar kudengar kau membisikkan namaku. Seolah tak ingin yang lain terbangun. Kau mengajakku ke suatu tempat.
Aku terpana. Pohon-pohon ditiup angin semilir. Burung terbang melintasi bukit tanpa ilalang. Aku melayang.
"Ulurkan tanganmu ke atas seperti ini," katamu. "Pejamkan matamu dan rasakan tarikan nafasmu. Perlahan ayunkan mengikuti irama di telingamu."
Aku menuruti semua kata-katamu. Aku melakukan semuanya sebaik mungkin. Aku tak ingin membuatmu marah, lalu pergi meninggalkan kepingan hati yang dipenuhi namamu.
Perlahan aku mendengar suara tetabuhan. Aku melakukan tarian yang sama dengan mereka. Orang-orang dari zaman yang tak kukenal.Â
Aroma magis menguar masuk, menekan saraf otak. Â
Orang-orang terus menari. Sesekali riuh oleh lolongan dan hentak kaki.
Kau mendekap ragaku.Â
Darahku bergolak, napas terengah, detak jantung lari gemuruh.Â
Aku tetap memejam mata. Seperti kau tidur dan bermimpi.