Mohon tunggu...
Ika Ayra
Ika Ayra Mohon Tunggu... Penulis - Penulis cerpen

Antologi cerpen: A Book with Hundred Colors of Story (jilid 1) dan Sewindu dalam Kota Cerita

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Mengapa Teman Kamarku Sering Hilang Secara Misterius?

30 November 2022   10:01 Diperbarui: 30 November 2022   10:47 392
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Divinedesignoslo.ne

Akhir-akhir ini asrama tempat menampung pelajar luar kota, penuh, kecuali kamarku. Selama dua bulan terakhir sejak teman kamarku pindah ke sekolah lain, tempat tidur di bagian atas itu kosong.

Sebenarnya aku merasa lebih nyaman karena segala sesuatunya tidak perlu dikondisikan. Berganti pakaian, tidak harus ke kamar mandi. Punya camilan banyak, hanya dimakan sendiri. Uang atau barang berharga, tak akan hilang karena lupa menyimpan di lemari.

Tapi sejujurnya tinggal sendirian tanpa ada teman kamar, juga ada terlalu enak. Tidak punya teman ngobrol. Dan lagi, saat sakit tidak ada teman yang sekedar membantu mengambilkan air minum. 

Di asrama ini, penghuni yang sedang sakit wajib memberitahu penjaga. Lalu informasi ini diteruskan ke semua penghuni. Tujuannya mereka akan bergantian berkunjung untuk membantu ataupun menemani si sakit. Boleh jadi kan, teman kamarnya sedang tidak ada di saat dia membutuhkan sesuatu.

Itulah mengapa ketika suatu hari aku mendapat kabar kedatangan teman kamar yang baru, rasanya gembira dan bahagia. Kami bisa saling mengisi, bahkan saling mewarnai. Terlebih lagi jika selera kami sama dalam banyak hal.

"Halo, namaku Jane. Semoga kehadiranku tidak mengganggumu, yaa. Soalnya, kamu sendirian di sini lalu tiba-tiba aku datang..."

"Oh, sebaliknya, kita akan jadi sahabat!" harapku saat itu.

Dan benar saja, selama beberapa bulan kami menjadi sangat cocok dan akrab. Dia tak pernah mencuri dompet yang tergeletak di tempat tidur saat aku lupa, juga tak penasaran dengan urusan pribadiku.

Aku mulai respek kepadanya, dan menganggap dialah sahabat yang kucari.

*

Pada bulan keenam, aku mulai peduli dan memperhatikan segala sesuatu tentang Jane. 

Saat dia meninggalkan kamar untuk latihan menari, aku melihat dia memakai jaket kuning dan sepatu merah muda. Tapi saat dia kembali pukul tujuh malam, dia terlihat memakai sepatu putih polos. Darimana asal sepatu itu? 

Pada hari yang lain, saat aku sedang menikmati semangkuk mi rebus, Jane menerima panggilan telepon dari seseorang. Diam-diam aku menyimak apa yang mereka bicarakan. Ternyata sahabatnya yang bernama Hennie akan datang dari Jerman. Mereka akan bertemu di rumahnya bersama yang lainnya.

Kalau dipikir-pikir sekarang aku menjadi lebih kepo dan penasaran, apa saja yang dilakukan Jane di luar jam sekolahnya. Belakangan kami menjadi jarang ngobrol sejak Jane punya pacar seorang pekerja konstruksi panggung.

Meski begitu tadinya aku tak menangkap perubahan pada diri Jane. Aku baru menyadarinya saat malaria kembali menyerangku dan teman kamarku itu tak ada di tempat tidurnya. Aku menggigil tapi semalaman aku tak mendapat bantuan darinya. 

"Ya ampun, kamu sakit?" dia bertanya saat beberapa orang memenuhi kamar kami dan Jane masuk dari arah pintu.

"Kau dari mana?" tanya Patricia setengah emosi.

"Aku? Jogging..."

"Apa? Ponselmu mati saat kuhubungi."

"Aku minta maaf. Sekarang aku akan merawatnya. Silahkan jika kalian ada keperluan lain..."

Itu awalnya. 

Setahuku sore kemarin Jane ada di kamar bahkan sempat pamit tidur sebelum jam sepuluh. Setelah itu aku merasa tidak sehat sampai yang lainnya datang membantu.

Beberapa hari kemudian, kejadian yang sama berulang. Jane menghilang dari kamar dan aku mengira dia tidur di atas. Kemudian lagi, dan lagi.

Saat aku berusaha membicarakan hal ini, dia berusaha mengelak bahwa dia sedang ke kamar mandi. 

Akhirnya aku nekat menyimpan kunci kamar di bawah bantalku tepat di malam Minggu. Besok kami libur sekolah. Aku ingin tahu apakah dia akan menghilang lagi seperti malam Minggu sebelumnya?

*

"Tak terasa kita sudah hampir setahun tinggal dalam satu kamar, yaa..." aku memancingnya. Di tanganku ada dua gelas minuman cokelat yang masih hangat. Aku memberikan satu untuk Jane.

"Benar. Apakah kita akan merayakannya?"

"Hmm, aku hanya ingin bertanya karena aku penasaran. Apakah kau keberatan?"

"Tentang apa?"

Aku memandangi sepasang matanya. Dia tersenyum menunggu.

"Bagaimana kau bisa menghilang dari tempat tidurmu, tapi tiba-tiba muncul kembali di sana?"

Jane menutup wajahnya dengan tangan, sebelum akhirnya memberi penjelasan.

"Kau tau, penjaga asrama sangat galak jika melihatku mengendap-endap masuk pada pukul sepuluh."

"Itu kan jam tidur malam? Kenapa kau bisa pulang selambat itu?"

Jane terlihat menimbang sejenak.

"Kau tahu kan aku sudah punya pacar. Dia laki-laki yang baik. Aku tidak tahan untuk tidak bertemu dengannya. Apakah kau pernah merasakan indahnya cinta pertama?" 

Aku terdiam. Cinta pertama?

"Suatu saat aku melihat garis di plafon sana sedikit lebih gelap dari garis lainnya. Aku menyelidiki untuk mencari tahu."

"Maksudmu?"

"Ya! Ada tangga dan jalan keluar yang sepertinya sudah dipersiapkan di sana. Aku menelusurinya dan sampai di samping bangunan."

Kini giliranku yang menutup muka seperti emoji monyet. Tentu saja aku tahu, tapi aku lupa bilang padanya.

"Jane..."

"Ya?"

"Itu sebenarnya jalan darurat kalau kita mengalami masalah. Pemilik asrama sudah memperkirakan apa yang dibutuhkan oleh perempuan seperti kita untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan.

"Jadi, itu semacam jalan rahasia untuk menyelamatkan diri?"

"Ya! Tapi aku lupa memberitahumu, dan ini tidak untuk kau salahgunakan, Jane!"

Dia meneguk minumannya. Sepertinya tidak yakin dia tidak akan mengulangi lagi aksinya.

***

Kota Kayu, 30 November 2022

Cerpen Ayra Amirah untuk Kompasiana

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun