Mohon tunggu...
Ika Ayra
Ika Ayra Mohon Tunggu... Penulis - Penulis cerpen

Antologi cerpen: A Book with Hundred Colors of Story (jilid 1) dan Sewindu dalam Kota Cerita

Selanjutnya

Tutup

Parenting Artikel Utama

Bagaimana Keadaan Keluarga Sekarang, Akan Mempengaruhi Karakter Anak Nantinya

1 November 2022   14:53 Diperbarui: 3 November 2022   17:50 383
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: verywellfamily.com

Bagaimana dengan orangtua yang memaksakan keinginan kepada anaknya? Ini pun merupakan pola asuh yang kurang baik. Tidak jarang hal ini diiringi dengan kata-kata kasar dan ancaman, bukan? Lama kelamaan anak akan merasa tertekan dan depresi karena terus berada di bawah kendali orangtuanya. 

Ada lagi tipe orangtua yang abai saat anaknya bercerita tentang kegembiraannya di sekolah, atau curhat tentang dunia remaja yang merisaukannya.

Padahal, anak juga membutuhkan perhatian secara psikologis, selain kebutuhan pangan dan sandang saja yang biasanya menjadi fokus orangtua.

Orangtua bertengkar di depan anak, juga akan membawa dampak tidak baik bagi anak, nantinya. Alangkah baiknya bila orangtua dapat memberi contoh, saat timbul konflik dalam keluarga, membicarakan permasalahan sambil duduk dengan kepala dingin. Dan contoh-contoh lainnya.

Tidak semua keluarga baik-baik saja

Ilustrasi: verywellfamily.com
Ilustrasi: verywellfamily.com

Jika kita lihat, berbagai kondisi di masyarakat turut menciptakan keluarga yang berbeda-beda. Baik secara ekonomi, ketaatan beragama, dukungan terhadap pendidikan, bahkan banyak keluarga yang sudah tidak utuh atau broken home.

Aspek kehidupan, sebagian berjalan di luar kendali manusia. Kita tidak dapat merubahnya. Tetapi sebagian lagi dapat diusahakan dengan langkah-langkah nyata.

Lalu, apa yang dapat dilakukan orangtua untuk menciptakan keadaan keluarga yang ideal untuk membentuk anak cerdas berkarakter?

Pertama, mulailah dengan memahami kondisi anak-anak kita

Ingatlah ada 9 kecerdasan majemuk yang dikemukakan Howard Gardner, seorang ahli psikologi dari Harvard university, dalam bukunya: Frames of Mind: The Theory of Multiple Intelligences.

Apa saja kecerdasan majemuk tersebut?

  • kecerdasan naturalis, anak senang berkebun, memelihara hewan, berkemah, dan wisata alam terbuka
  • kecerdasan visual spasial, anak suka membaca dan menulis, menafsirkan gambar atau grafik dengan baik, suka menggambar dan melukis, serta senang menyusun teka-teki
  • kecerdasan intra personal, anak peka terhadap emosi, perasaan, dan mensugesti dirinya sendiri. Suka melamun untuk menganalisa diri sendiri
  • kecerdasan interpersonal, anak dapat berkomunikasi verbal dan nonverbal dengan baik, mampu melihat dari sudut pandang berbeda, mampu menyelesaikan konflik dalam kelompok
  • kecerdasan musikal, anak mudah mengingat ritme, suara, suka menyanyi, dan dapat memainkan alat musik
  • kecerdasan linguistik verbal, anak suka berdebat, berpidato persuasif, dan mampu menjelaskan sesuatu dengan baik
  • kecerdasan logika matematika, anak suka memikirkan ide-ide abstrak, mampu memecahkan masalah yang berpola, mampu menyelesaikan perhitungan yang rumit, dan tertarik melakukan eksperimen ilmiah
  • kecerdasan kinestetik jasmani, anak terampil dalam hal olahraga atau menari, suka menciptakan sesuatu dengan tangannya, mudah mengingat dengan cara melakukan/praktek
  • kecerdasan eksistensial, anak suka memikirkan asal-usul manusia, sampai peristiwa setelah kematian. Kecerdasan ini lebih mengarah ke filsafat dan spiritual

Kedua, terus tambah ilmu yang dimiliki

Menjadi orangtua yang mendidik, mustahil dapat dilakukan tanpa adanya penguasaan ilmu. Orangtua dapat belajar dari mana saja tentang pola asuh yang baik. Termasuk mendengarkan pengalaman orangtua kita, lalu menyelaraskannya dengan keadaan sekarang. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun