Mohon tunggu...
Ika Ayra
Ika Ayra Mohon Tunggu... Penulis - Penulis cerpen

Antologi cerpen: A Book with Hundred Colors of Story (jilid 1) dan Sewindu dalam Kota Cerita

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Quilt, Rasakan Hangatnya Selimut Harapan

24 September 2022   15:18 Diperbarui: 24 September 2022   15:19 201
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Stocksy United dari Pinterest

*

Aku yakin kau tidak ingin menemui gadis itu, kan? Sedikit banyak kau pasti berpikir apakah dia sakit infeksi pernapasan biasa, ataukah bronkhitis? 

Tapi kau lebih takut jika yang dia derita adalah jenis lainnya yang terdengar mematikan. Mungkin saja beberapa virus akan menempel ke gelasnya, atau menyembur keluar saat dia batuk. Itu sungguh mengerikan.

Dalam situasi seperti itu, Sally menjadi lebih banyak diam. Dengan begitu dia bisa mengatur napas lebih tenang dan memperpanjang interval batuknya. 

Dia juga sangat menjaga makannya. Menghindari keripik kentang yang disukai semua orang, makanan dengan tambahan mentega seperti donat, marshmellow, kacang, termasuk kubis yang banyak mengandung gas.

Malam itu Sally terpaku di depan semangkuk sup asparagus tanpa krim, yang masih mengepulkan uap. Dia suka minyak sayur tapi kali ini nenek tidak menambahkan sedikitpun ke dalam supnya.

Sally berusaha menyuap ke mulutnya yang terasa kering. Dia tidak lupa membaca doa yang diajarkan nenek saat dia kecil, dan menambahkan lagi sebuah permintaan kepada Tuhan.

Dia ingin bertemu kedua orang tuanya, berapapun waktu yang diizinkan. Dia juga akan menerima jika itu hanya lima menit. Ya!

Selesai makan malam, gadis itu berbaring di atas kasurnya. Dia menutup tubuhnya dengan selimut yang tadi siang diberikan nenek. 

Susah payah selimut kapas yang disebut quilt ini dijahit nenek. Mesin tuanya sedikit bermasalah sehingga diperlukan pengerjaan lebih lama. Tapi nenek bertekad membuat selimut baru untuknya. 

Saat menerimanya, Sally memandangi motifnya tentang sebuah perkampungan. Dia melihat dua anak yang sedang bermain tali. Mungkin saja itu dirinya dan adiknya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun