Mohon tunggu...
Ika Ayra
Ika Ayra Mohon Tunggu... Penulis - Penulis cerpen

Antologi cerpen: A Book with Hundred Colors of Story (jilid 1) dan Sewindu dalam Kota Cerita

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Stres pada Kucing Hamil, dapat Memicu Terjadinya Keguguran

3 Juli 2022   07:36 Diperbarui: 3 Juli 2022   08:43 3388
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Si Kokat menjilat dan menyayangi anaknya yang sudah mati|foto: kolase dokpri

Kondisi tertekan (stres) ternyata juga dapat berdampak buruk pada anabul (anak bulu) kesayangan. Rasanya sedih melihat kucing kami kehilangan calon bayinya karena keguguran.

Sebagai hewan mamalia, ternyata kucing juga bisa mengalami keguguran dan kehilangan bayi yang dikandungnya, sama seperti manusia.

Fenomena keguguran terjadi karena gangguan kesehatan yang sering tidak diduga sebelumnya. 

Suatu pagi, saat saya bersiap pergi ke pasar, tiba-tiba salah satu anak kami berseru kaget. "Ibu, ada bayi kucing baru lahir, tapi sudah mati!"

Saya lalu mendekat ke bawah kursi di dapur kami. Benar saja, tampak seekor bayi kucing yang berlendir dan belum ditumbuhi bulu. Aneh, tidak seperti bayi kucing sebelum-sebelumnya.

Pertanyaan pertama yang hinggap di benak saya adalah, kucing mana yang hamil? 

Saat ini kami punya tiga ekor kucing jantan dan empat kucing betina. Tidak satupun kucing yang terlihat hamil meski tiga di antaranya baru saja melalui masa kawin. Ukuran perut tampak biasa-biasa saja.

Saya meminta dua anak saya mencari ke bagian belakang rumah. Di sana teronggok rak bekas yang disukai si Kokat (kucing anggora berbulu coklat). Hampir sepanjang hari ia menghabiskan waktu di sana sambil mengawasi pergerakan tupai di ranting pohon mangga.

"Ada, Bu, Kokat melahirkan satu anak lagi..." seru si sulung. Ternyata bayi kedua ini juga tampak prematur, belum mempunyai bulu sama sekali.

Si Kokat menjilat dan menyayangi anaknya yang sudah mati|foto: kolase dokpri
Si Kokat menjilat dan menyayangi anaknya yang sudah mati|foto: kolase dokpri
"Tolong dikubur, ya Nak, jangan lupa bacakan doa. Oya, difoto juga, karena mau ibu tulis. Ibu ke pasar dulu," pamit saya pada mereka diikuti anggukan tanda mengerti.

Dari Kompas.com saya mendapat gambaran apa yang menyebabkan kucing sampai mengalami keguguran seperti tersebut. 

Pertama, adanya jamur pada kulit yang menyebabkan janin mati dan keluar dengan diawali terjadinya pendarahan. Hal ini disebut dengan aborsi Mikotik 

Kedua, ketidakseimbangan hormon yang diakibatkan oleh perasaan tidak nyaman (stres) dan oenurunan berat badan

Ketiga, adanya parasit Neospora Caninum, biasanya terpapar dari hewan peliharaan anjing

Kucing tergolong hewan yang rentan terserang berbagai gangguan kesehatan. Untuk itu pencinta kucing (cat lovers) harus memperhatikan hal-hal seperti berikut ini:

1. Waspadai jamur pada cuping telinga kucing

Kebersihan menjadi faktor penting bagi makhluk hidup, tidak terkecuali hewan kucing yang habitat aslinya adalah alam bebas.

Kesalahan kami adalah jarang memandikan kucing peliharaan karena mendapatkan perlawanan (cakaran terkadang juga gigitan).

Biasanya saya memandikan hewan kucing dengan air hangat ataupun air sumur saat cuaca sedang cerah. 

Setelah selesai, saya menyelimuti kucing dengan kain sambil juga diusap-usap untuk mengurangi basahnya.

Kemudian kucing saya lepaskan agar dapat berjemur di bawah matahari. Kami berikan makanan kesukaannya dengan harapan hatinya sedikit terhibur dan ia lupa bahwa aktivitas mandi itu sungguh tidak enak.

Nah, akhir-akhir ini saya alpa memandikan si Kokat sampai cuping telinganya mulai ditumbuhi jamur. 

Jamur seperti ini merupakan parasit yang lazim dialami kucing, namun perlu tindakan untuk mengobati. Biasanya jamur tumbuh tidak hanya di bagian cuping telinga, tetapi juga pada kepala, punggung, serta area sekitar kuku kakinya.

Di toko langganan kami, selain menyedialan berbagai pakan kucing, anjing dan burung, juga tersedia berbagai kebutuhan termasuk obat penyakit jamur ini.

Tetapi saya justru mengoleskan salep anti jamur yang tersedia di kotak obat kami. Obat ini ternyata bekerja cepat merontokkan jamur hanya dalam hitungan hari. Tapi...

2. Hindari stres saat kucing sedang hamil

Kami menyadari beberapa waktu terakhir bobot tubuh si Kokat, jauh menurun. Untuk itu saya sengaja melebihkan porsi makannya dari anabul lain. 

Tetapi selama beberapa minggu, kami tetap tidak melihat si Kokat kembali ke bobot tubuhnya semula. 

Saya yakin si Kokat tidak mengalami gangguan pencernaan (diare), tetapi ia memang sering tidak menghabiskan makanannya.

Sikap sensitif yang ditunjukkan si Kokat menjadi sedikit berlebihan saat telinganya berjamur. Ia takut disentuh oleh kami terutama pada cuping telinganya.

Salep anti jamur yang tidak disukai si Kokat|foto: dokpri
Salep anti jamur yang tidak disukai si Kokat|foto: dokpri
Akhirnya saya memutuskan mengobati dengan salep anti jamur yang tersedia di kotak obat kami. Hanya dioles sedikit, sekali dalam sehari

Rupanya si Kokat merasa tidak nyaman pada obat tersebut. Kemungkinan ia merasakan efek panas dan tidak nyaman. Perasaan terganggu inilah yang mendorong si Kokat merasa tertekan (stres) saat kehamilannya.

3. Gunakan jasa dokter hewan 

Untuk memastikan kondisi kesehatan kucing peliharaan, memang sebaiknya menggunakan jasa dokter hewan yang tentunya kompeten dalam hal ini.

Pemilik kucing seperti kami hanya mengidentifikasi berdasarkan pengalaman, dan kurang didukung pemahaman secara teori medis.

Sebelumnya, kucing anggora berbulu putih yang sudah tiga tahun kami pelihara, mati karena ketidaktahuan dan keterlambatan menangani. Ternyata ia mengalami infeksi saluran kemih yang disebabkan karena dehidrasi dan banyak tidur (kisah sekengkapnya tertera pada tautan).

Memelihara hewan kesayangan ibarat perjalanan yang penuh romantika. Seringkali kita dibuat terhibur dan bahagia menyaksikan kelucuan mereka, namun tidak jarang pula harus merasakan kesedihan dan kehilangan.

Setahun sebelumnya, si Kokat sudah pernah melahirkan seekor anak yang kami beri nama Kiomiy. 

Pada bulan kedua kelahirannya, bayi Kiomiy bahkan harus berjuang melawan cacing yang menjadi parasit pencernaannya. Cacing ini berasal dari air susu sang induk yang terpapar (kisah selengkapnya tertera dalam tautan)6.

Mari bersemangat merawat hewan peliharaan sebagai kawan keseharian sekaligus ladang amal di dunia. 

Jika tidak ingin memelihara anabul, setidaknya jangan sakiti saat ada kucing tetangga yang mencuri ikan karena lapar. 

Kota Kayu, 3 Juli 2022

Ayra Amirah untuk Kompasiana

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun