Kondisi tertekan (stres) ternyata juga dapat berdampak buruk pada anabul (anak bulu) kesayangan. Rasanya sedih melihat kucing kami kehilangan calon bayinya karena keguguran.
Sebagai hewan mamalia, ternyata kucing juga bisa mengalami keguguran dan kehilangan bayi yang dikandungnya, sama seperti manusia.
Fenomena keguguran terjadi karena gangguan kesehatan yang sering tidak diduga sebelumnya.Â
Suatu pagi, saat saya bersiap pergi ke pasar, tiba-tiba salah satu anak kami berseru kaget. "Ibu, ada bayi kucing baru lahir, tapi sudah mati!"
Saya lalu mendekat ke bawah kursi di dapur kami. Benar saja, tampak seekor bayi kucing yang berlendir dan belum ditumbuhi bulu. Aneh, tidak seperti bayi kucing sebelum-sebelumnya.
Pertanyaan pertama yang hinggap di benak saya adalah, kucing mana yang hamil?Â
Saat ini kami punya tiga ekor kucing jantan dan empat kucing betina. Tidak satupun kucing yang terlihat hamil meski tiga di antaranya baru saja melalui masa kawin. Ukuran perut tampak biasa-biasa saja.
Saya meminta dua anak saya mencari ke bagian belakang rumah. Di sana teronggok rak bekas yang disukai si Kokat (kucing anggora berbulu coklat). Hampir sepanjang hari ia menghabiskan waktu di sana sambil mengawasi pergerakan tupai di ranting pohon mangga.
"Ada, Bu, Kokat melahirkan satu anak lagi..." seru si sulung. Ternyata bayi kedua ini juga tampak prematur, belum mempunyai bulu sama sekali.
"Tolong dikubur, ya Nak, jangan lupa bacakan doa. Oya, difoto juga, karena mau ibu tulis. Ibu ke pasar dulu," pamit saya pada mereka diikuti anggukan tanda mengerti.