Mohon tunggu...
Ika Ayra
Ika Ayra Mohon Tunggu... Penulis - Penulis cerpen

Antologi cerpen: A Book with Hundred Colors of Story (jilid 1) dan Sewindu dalam Kota Cerita

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Petualangan Saat Libur Sekolah

29 Juni 2022   05:46 Diperbarui: 29 Juni 2022   05:59 420
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi foto: DeviantArt/Pinterest

Semua anak punya kelompok masing-masing di sekolah. Begitu juga kami. Saat menemukan sifat yang hampir sama satu sama lain, kami langsung tersedot seperti magnet.

Kami menamakan diri sebagai dreamer squad, atau pasukan pemimpi. Anggotanya adalah aku, Anya, Joan, Lussy, dan Brad. Kegiatan kami adalah merancang petualangan yang menyenangkan.

Tapi yang menyebalkan adalah guru-guru di sekolah selalu menganggap kami sebagai anak nakal. Padahal membuat sedikit kejutan untuk anak-anak lain sama sekali bukan kejahatan, hanya sedikit jahil agar sekolah tidak membosankan.

Yeah, meski para guru pernah menjadi murid, tetapi kami berada pada zaman yang berbeda. Ini sebuah dimensi waktu yang tidak terlalu jauh, tapi sulit untuk dijelaskan.

"Baiklah, apa rencana kita hari ini?" 

"Hah? Eh..." aku sedikit kaget, Lussy tiba-tiba sudah sampai dan menghempaskan ranselnya yang penuh.

"Kita tunggu yang lain.

Baca juga: Cangkir Antik Nenek

Hey, apa kau bawa makanan?"

Lussy memonyongkan bibir, lalu tersenyum. 

Tidak, meski dia kelihatan manis, kami punya peraturan tidak boleh saling naksir. Itu cinta monyet namanya, dan kami bukan monyet!

"Kau belum pernah coba kembang gula rasa kacang ijo?" Lussy mengeluarkan permen seukuran dadu dari dalam tasnya.

"Belum."

"Ambil ini. Anak-anak seperti kita selalu butuh energi lebih. 

Lihat, mereka datang!"

Begitulah, pasukan pemimpi selalu berkumpul sesuai jadwal, bersenang-senang, sebagai pemimpi...

*

"Kim, apa kau mendapat catatan khusus dari ibu guru?" tanya Joan, sesaat kami selesai mendirikan tenda di sekitar danau Ranu.

Danau Ranu sudah tidak asing lagi di telinga pecinta alam. Dan pada libur sekolah kali ini, pasukan pemimpi sepakat melakukan camping di alam bebas untuk melakukan Stargazing, yaitu melihat keindahan bintang-bintang di malam hari.  

Sebenarnya ada banyak spot lainnya. Syaratnya, lokasi masih alami dan tidak banyak pencahayaan.

Yeah, kami memang baru saja menerima rapor kenaikan kelas. Syukurlah nilaiku tidak terlalu buruk. 

"Enggak dong, aku kan anak baik," sahutku sambil bergaya sok ganteng. 

Wali kelas kami memang terkenal galak, bahkan sering menghukumku karena mengerjai anak-anak perempuan. 

Orang tuaku bahkan sudah dua kali dipanggil ke sekolah. Jadi sebenarnya Ibu Margareth bukan saja galak, tapi yeah tahu sendirilah...

*

Pukul delapan malam, kami sudah selesai menyantap bekal yang kami bawa. Kami memutuskan mencari sudut paling nyaman sambil membawa alas duduk dan camilan.

Akhirnya kami menemukan posisi datar, tidak jauh dari bukit cinta. Tampak beberapa tenda pendaki lain di sana. Wow!

Anya, gadis pendiam di kelompok kami tampak terpana melihat kelap-kelip kota di kejauhan. Dengan jahilnya, Brad mengeluarkan laba-laba karet dari saku celananya.

Kejadian seperti ini sangat wajar di kalangan anak-anak. Ada tim tertawa lalu ada tim menangis. Itulah mengapa anak-anak tak punya sifat dendam. Mereka akan melupakannya dan segera main bersama lagi. Rasanya sangat tidak adil bila ada istilah nakal dalam kamus.

"Kim, kau melamun?

Lihat, Milky way terlihat dari sini!" seru Lussy sambil menunjuk ke arah langit.

Jika kalian belum paham, Milky way adalah galaksi Bimasakti yang terlihat sebagai pita cahaya putih kabur, lebarnya sekitar 30° dan melengkung di langit malam.

Cahaya ini sebenarnya berasal dari akumulasi bintang yang terletak di arah bidang galaksi.

Daerah yang lebih terang di sekitar pita disebut awan bintang yang merupakan visual lembut. Contohnya awan bintang Sagitarius besar.

Sementara di tempat yang gelap pada pita, merupakan area dimana debu antar bintang menghalangi cahaya. Begitulah.

*

Brad terdengar mendengkur sejak tadi. Tenda anak-anak perempuan juga tampak sunyi. Tapi aku belum bisa memejamkan mata.

Kurapatkan syal dan kupluk di kepalaku, hati-hati keluar dari tenda kami. Duduk sendirian dengan secangkir cokelat panas sepertinya menarik, bukan?

Sejujurnya di saat seperti ini, aku tidak mengingat kedua orang tuaku. Mereka pasti baik-baik saja bersama saudara perempuanku di kamar yang nyaman.

Entah kenapa wajah wali kelas kami yang galak terus mengisi kepalaku. Aku bahkan sadar ini adalah hari ulang tahunnya, 29 Juni.

Sebagai pasukan Dreamer squad #1, aku punya impian hebat. Jadi tolong dengar yaa.

Jika aku sudah dewasa dan punya banyak uang, aku ingin mengajak guru-guru sekolah kami mengunjungi Taman Nasional Aoraki Mount Cook. Di sana kami akan melihat bintang dan benda-benda planet lainnya bersama-sama. Mungkin aurora borealis?

Jadi, apa kalian juga mau menjadi anggota pasukan pemimpi?

Kota Kayu, 29 Juni 2022

Cerpen Ayra Amirah untuk Kompasiana

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun