Alkisah di sebuah kerajaan, lahirlah puteri raja yang sangat cantik bernama Puteri Naura.Â
Seperti bayi kerajaan pada umumnya, Puteri Naura juga menyusu ASI untuk memenuhi nutrisi pertumbuhannya.
Tetapi di masa mengenal makanan padatnya, bayi Naura tidak begitu menyukai pure dari buah ataupun sayur. Setiap kali disuap bubur dari apel yang dikukus dan disaring, ia menolak dan hanya mau makan bubur dari roti gandum yang disaring.Â
Keadaan ini berlangsung sampai Puteri Naura remaja. Ia lebih suka makan roti gandum ketimbang makanan lezat lainnya.Â
Buah apel atau pisang akan dimakannya bila menjadi isian roti yang dimakannya. Begitu juga daging-dagingan. Hal ini membuat raja dan permaisuri yang semula merasa cemas, kini mulai terbiasa.
Raja pun sering mengadakan sayembara untuk mencari pembuat roti paling kreatif dan enak untuk dijadikan baker kerajaan.
Tibalah saat perayaan ulang tahun Puteri Naura ke-17. Raja berkeinginan mengundang seluruh rakyat untuk menikmati pesta makan roti di istana.
Tidak lupa raja bertanya kepada puterinya, hadiah seperti apa yang diinginkan sang puteri di hari ulang tahunnya.Â
Sambil senyum penuh makna, Puteri Naura meminta raja agar menyediakan seribu butir berlian yang akan dibuat sebagai hook dan akan melibatkan seluruh hadirin di hari istimewanya.
Raja mengernyitkan kening, tak paham dengan maksud perkataan puterinya. Begitu pula dengan sang ratu, tak sabar ingin melihat rencana apa yang akan dilakukan Puteri Naura.
*
Tidak kurang dari dua ratus juru masak berpengalaman dikerahkan untuk menyiapkan perjamuan.Â
Meskipun merupakan pesta roti, raja memerintahkan agar aneka masakan lezat juga disediakan untuk melengkapi.
Pada siang hari semua persiapan telah selesai dilakukan. Rakyat berkumpul di halaman istana dengan senyum bahagia. Mereka mendengar bahwa setiap roti yang disediakan, di dalamnya tersisip sebutir berlian yang bisa dibawa pulang. Atau bisa juga ditukarkan dengan sepuluh koin emas.
Sebenarnya apa yang dilakukan Puteri Naura bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat. Ia pun menjadi tidak sabar menunggu satu per satu dari mereka berseru telah menemukan berlian sebesar biji kapulaga.
Di luar dugaan, hanya sebagian kecil yang mengaku mendapatkan berlian. Sementara yang lainnya sangat yakin tidak menemukan atau menelan berlian di dalam roti.Â
Mereka semua menjadi kecewa dan menganggap raja telah berbohong. Puteri Naura merasa malu dan segera berlari masuk ke kamarnya sambil menangis.
"Tuanku harus menyelidiki masalah ini. Berlian itu kita serahkan sebanyak seribu butir kepada baker kerajaan. Tapi mengapa hanya sedikit yang mendapatkannya?" bisik sang ratu di tengah kebingungan raja.
Akhirnya seluruh juru masak dan siapapun yang terlibat dalam perayaan, dikumpulkan di hadapan sang raja.Â
Mula-mula raja membaca resep pembuatan roti Sourdough. Raja ingin tahu apakah ada kejanggalan di dalamnya atau sesuatu yang mencurigakan.
Bahan-bahan:
1/2 sdt irisan cabai
1 sdm daun bawang cincang
1 sdm rempah daun thyme cincang
1 sdt lada hitam, geprek
8 g garam
270 g tepung roti putih
50 g tepung gandum utuh
1 bawang putih (iris halus dan tumis dengan minyak zaitun lalu biarkan dingin dengan menambahkan minyak)
6 sdm biji bunga matahari
60 g keju
120 g keju parut
50 g keju parmesan
90 g adonan sourdough
2 tbsp 200 g air
1 mangkuk daun dan bunga nasturtium
5 kelopak bunga calendulaÂ
*
Roti sourdough dibuat dengan menggunakan ragi alami, bukan ragi kemasan siap pakai. Juru masak memerlukan waktu dua minggu untuk fermentasi sebelum adonan sourdough siap.
Selama pembuatan ragi alami ini, sourdough harus "diberi makan" tepung terigu protein tinggi dan air setiap enam jam sekali untuk membentuk aroma asam tertentu.Â
Enzim yang terkandung dalam tepung akan mengubah pati menjadi gula.Â
Sourdough berisi banyak sekali bakteri sehat bernama Lactobacilus. Selanjutnya bakteri ini akan mengubah gula menjadi asam laktat dan asetat.
Ragi alami yang telah siap, dicampurkan ke dalam adonan roti.Â
Karbondioksida yang dihasilkan oleh ragi alami akan terjebak dalam adonan roti. Roti pun akan mengembang sempurna.Â
Saat mencampur itulah butiran berlian ikut dimasukkan.
Hmm...Â
Raja terdiam sejenak, sebelum akhirnya memberi mereka dua pilihan:Â
- ingin tetap bekerja di istana; atau
- mohon diri untuk menemui keluarga mereka di luar istana.Â
Jawaban ditulis pada secarik kertas beserta nama diri dan dikumpulkan di mangkuk yang telah disediakan.
Masing-masing dari mereka saling berpandangan, tidak mengerti dengan maksud pertanyaan sang raja.
Akhirnya satu per satu gulungan kertas dibuka dan raja membaca jawaban yang tertulis.
Semua menjawab masih ingin bekerja pada raja, kecuali tiga nama yang merupakan pembuat roti istana yang sudah senior.
Dari ketiga jawaban ini, raja tahu merekalah yang sudah bermufakat untuk melakukan pencurian sebagian besar berlian.
Kota Kayu, 7 Juni 2022
Cerpen Ayra Amirah untuk Kompasiana
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H