Mohon tunggu...
Ika Ayra
Ika Ayra Mohon Tunggu... Penulis - Penulis cerpen

Antologi cerpen: A Book with Hundred Colors of Story (jilid 1) dan Sewindu dalam Kota Cerita

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Rahasia yang Terkuak

27 Mei 2022   17:31 Diperbarui: 27 Mei 2022   17:44 347
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebuah meja kaca berukuran kecil menjadi penanda bahwa ia sangat membutuhkan privasi. Dia ingin menikmati waktunya sendirian karena lebih nyaman, atau karena dia terbiasa begitu, tidak masalah di kafe kami. Segala keinginan pelanggan, berusaha kami wujudkan sebagai bentuk pelayanan.

Tapi siang itu, kamu tiba-tiba muncul bersama seorang wanita dengan rambut hitam digulung dan gaun warna kelabu. Melihat wajahnya yang mirip, bisa dipastikan dia adalah ibumu. Meski dia memakai eye liner tebal di bawah matanya dan kamu sama sekali tidak.

Wajahnya kelihatan gugup, atau lebih tepatnya tidak suka berada di sini. Tetapi kamu mendudukkannya di kursi dekat jendela kaca tempatmu yang biasa sambil terus menggenggam tangannya.

"Ibu, aku akan menikah dengan orang yang kucintai, dan keluarganya butuh mengetahui tentang keluargaku," katamu dengan nada memohon pengertian wanita di hadapanmu.

"Kau kan tahu di keluarga kita hanya ada kau dan aku, Nak," wanita itu berusaha membujuk. Tapi kamu menggeleng.

"Semua anak mempunyai ayah, Bu. Jadi tolong katakan apakah lelaki dalam foto itu ayahku?"

"Kita bicarakan ini di rumah. Sekarang ayo kita pulang..." wanita itu bangkit, dan kamu mengikuti gerakannya.

"Tolong jawab, ya atau tidak, Ibu. Aku tidak akan meminta ibu mencari dimana dia sekarang."

Wanita itu mengatupkan bibirnya rapat-rapat, seperti yang selama ini dilakukannya. Ia tidak sanggup mengatakan cerita sebenarnya, bahwa kamu bukanlah puteri kandungnya.

"Arkha telah membayar detektif untuk mencari tahu siapa lelaki dengan baret hitam di sana. Ibu mengenalnya, bukan?"

Wanita itu mengikuti arah kamu menjatuhkan pandangan, diikuti sepasang mata membeliak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun