Apakah aku sedang menonton cerita fantasi yang biasa ditayangkan saat libur sekolah?Â
Tapi rasanya tidak sama sekali. Ini masih bulan April, belum waktunya libur sekolah dan kebetulan televisi di kamarku sudah sebulan ini rusak. Lalu apa kira-kira?
Oh, mungkin saja ini disebabkan aku terlalu sering membaca buku-buku tentang penyihir jahat serta serial klasik lainnya. Imajinasiku pasti bekerja sedemikian rupa sampai akhirnya aku berada di dunia khayal seperti sekarang.Â
Kalau begitu apa yang harus kulakukan untuk keluar dari sini?
Tapi tunggu, sepertinya bukan itu!
Bukankah pada hari rabu ibu guru memberi banyak tugas matematika yang rumit? Karena kesal aku justru melempar buku-buku ke pojok kamar dan melanjutkan game favoritku.
Lihatlah syal merah ini, aku sengaja mengambilnya dari lemari pakaian karena saat itu udara begitu dingin.
Andaikata emak ada di rumah, saat itu aku bisa meminta secangkir cokelat panas serta beberapa kue donat. Tapi aku memilih memakai kaos kaki dan sweater hangat serta syal merah ini.
Jadi, apakah itu karena aku sudah melemparkan buku-buku sekolahku?
"Wahai ibu guru, wahai buku-buku sekolah, tolong maafkan aku. Aku janji tidak akan mengulangi perbuatanku. Aku akan mengerjakan tugas sekolah sampai selesai, baru melanjutkan bermain game. Percayalah... Percayalah..."
"Lola... Lolaa?"
"Ibu beri hukuman menyapu daun-daun di halaman samping kelas, malah tidur di bawah pohon..."
Aku membuka mataku dan mendapati ibu guru menatap keheranan ke arahku. Cepat kupeluk ibu guru karena senang akhirnya aku bisa kembali ke dunia nyata.