Inka merasakan tekanan sangat hebat di kepalanya. Belum pernah ia mengalami gejala seperti ini sebelumnya. Cangkang otaknya terjepit. Terpaksa ia merebahkan diri saja di kamar.
Inka yakin ini hanya flu biasa yang disebabkan oleh virus. Biasanya minum jenis obat yang cocok bisa menyembuhkan kurang dari dua pekan. Ini baru hari ketiga, Inka seharusnya sabar.
Di sinilah masalahnya. Sejak hari pertama Inka selalu minum obat sesuai dosis. Namun tak sedikit pun reaksi dari obat yang diminumnya. Tidak ada perkembangan seperti sakitnya di waktu-waktu dulu.
Inka heran, kenapa dia tidak bersin-bersin? Hanya demam, muntah, dan sakit kepala. Inka menduga hawa panas terperangkap di tubuhnya. Tapi setelah mandi air hangat, ternyata tak berhasil apa-apa.
Kini Inka kehilangan gairah melakukan aktivitas. Tenaganya seperti hilang. Sekedar memusatkan perhatian pada buku favoritnya pun tak bisa.
Dengan perasaan kepala terimpit dan bibir meringis, dicobanya untuk tidur. Masuk ke dunia mimpi adalah jalan pintas melupakan penderitaan.
*
Dimana ini? Inka bergumam, sambil melihat sekeliling. Kepalanya masih terasa sakit disertai rasa pusing seperti orang berada di atas perahu.
Ternyata sebuah taman, entah dimana. Sepertinya ia belum pernah sampai di sini.Â
Detik berikutnya, Inka baru menyadari kalau anak-anaknya tak di sini.Â