Mohon tunggu...
Ika Ayra
Ika Ayra Mohon Tunggu... Penulis - Penulis cerpen

Antologi cerpen: A Book with Hundred Colors of Story (jilid 1) dan Sewindu dalam Kota Cerita

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Ini Alasan Penulis Tak Berhenti Menulis Meski Sedang Bosan

4 Januari 2022   19:20 Diperbarui: 4 Januari 2022   19:29 350
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Paul Angone, mengatakan bahwa delapan puluh persen penulis, berhenti menulis karena adanya tiga "godaan" di dalam hati mereka:

  1. merasa karya tulisnya jauh dari yang diharapkan dan tidak sebagus karya penulis terkenal lainnya
  2. merasa gagal saat naskahnya ditolak redaksi media
  3. merasa menyerah dan ingin beralih profesi saja

Meski begitu, saya yakin ada banyak pula penulis yang tak berhenti menulis meski sedang bosan dan sebagainya. 

Salah satu alasannya, mereka sangat mencintai bidang pilihannya. Dengan menulis, ia merasa mendapatkan kebahagiaan batin. Bisa menuangkan ide kreatif sekaligus memberi inspirasi dan manfaat bagi orang lain.

Alasan lain, menulis dapat menjadi terapi jiwa, mirip saat orang lain melakukan piknik untuk mendapatkan penyegaran. Dapat pula menghibur hatinya yang sedang sedih, bahkan menenangkan hati yang sedang gelisah.

Selain itu, menulis akan membuka cakrawala berpikir dan mendorong penguasaan diri. Seseorang yang pandai mengelola emosi, sesungguhnya telah menjauhkan dirinya dari banyak masalah.

Kisah Marsekal TNI (purn) Chappy Hakim 

Chappy Hakim dalam perayaan ulang tahun ke-70, meluncurkan buku|foto: Maulana Mahardika/kompas.com
Chappy Hakim dalam perayaan ulang tahun ke-70, meluncurkan buku|foto: Maulana Mahardika/kompas.com

Chappy Hakim adalah anak dari wartawan Abdul Hakim (alm), pendiri kantor berita nasional ANTARA, yang semasa kecil sudah bercita-cita menjadi pilot.

Ibunya, Zubainar Hakim (alm), gemar membaca, termasuk bacaan berbahasa Inggris. Dan sampai di usia senjanya, masih menulis di majalah Femina. 

Latar belakang keluarga yang demikian, telah menumbuhkan cintanya kepada dunia literasi, sejak ia masih kecil.

Chappy Hakim menyelesaikan masa purnawira-nya dengan bintang empat sebagai Kepala Staf Angkatan Udara pada 2005.

Pada masa kepemimpinannya, TNI AU paling banyak menghasilkan buku yang dipublikasi untuk kalangan luas, yaitu 161 judul. Buku-buku itu tersimpan di Museum Pusat TNI AU Dirgantara Mandala Yogyakarta, pada ruang koleksi utama.

Chappy Hakim selaku Gubernur Akademi Angkatan Udara (1997-1999), bahkan menerapkan disiplin membaca dan menulis pada karbol TNI AU yang dididiknya.

Tahun 2017, menandai perayaan ulang tahunnya ke tujuh puluh, Chappy Hakim meluncurkan dan menyerahkan seratus buku kepada Angkatan Udara di Skadron Udara 31 Halim Perdanakusuma Jakarta. Saat itu saja, ia telah menerbitkan tiga puluh dua buku. Dan masih bertambah di tahun berikutnya.

Masa pensiun kakek empat cucu ini, diisi antara lain dengan rutin menulis kolom di berbagai media cetak maupun online. Ia juga aktif dalam Komunitas Penulis Penerbit Buku Kompas. 

Jika ditanyakan, mengapa ia tidak berhenti menulis di usia 71 tahun, Chappy menjawab ia sudah diajari cinta bacaan dan cinta buku oleh kedua orang tuanya. Bahkan ketika dirinya belum mengenal huruf, sang ibu selalu membacakan kisah-kisah menarik dari majalah.

Tidak heran jika ia dikenal sebagai Kepala Staf TNI Angkatan Udara yang cinta literasi. Dari sanalah energinya mengalir.

Selengkapnya dapat dibaca pada: Chappy Hakim, dari Segara ke Angkasa, dari Prajurit ke Penulis dan Guru (diterbitkan Buku Kompas, 2017) sumber

Tanggung jawab seorang penulis

Penulis sejati, mungkin tak kenal lelah dalam menggeluti dunianya. Bahkan ia rela menukar waktu istirahatnya dengan bermain aksara dan kata.

Sekonyong-konyong ia merasa bertanggung jawab atas komitmennya sendiri. Hati kecilnya seolah mendorong untuk selalu produktif dalam menulis.

Buku Pegangan Gaya Penulisan, Penyuntingan, dan Penerbitan Karya Ilmiah Indonesia karya Mien A. Rifai memaparkan secara lengkap tanggung jawab kerja seorang penulis antara lain:

  • Penulis dituntut selalu menjunjung tinggi posisinya yang terhormat sebagai kaum intelektual. Ia wajib menjaga kebenaran hakiki, manfaat, dan makna informasi yang ditulisnya
  • Penulis menyajikan tulisan secara tepat, singkat dan jelas sehingga tidak menyusahkan untuk dibaca 
  • Penulis menyadari bahwa ia memerlukan bantuan penyunting sebagai penghubung dengan pembacanya
  • Penulis memperhatikan keringkasan dan kepadatan tulisan demi penekanan terhadap biaya percetakan (sumber)

Tantangan menulis

Ilistrasi menulis kreatif|foto: Leonardo De La Cuesta
Ilistrasi menulis kreatif|foto: Leonardo De La Cuesta

Menulis itu sebenarnya mudah, sebab dapat dipelajari. Bahkan bagi sebagian orang menjadi hobi. Yang sulit adalah membiasakan untuk menulis. Ibarat pisau yang semakin tajam bila rutin diasah, skill menulis sangat perlu pembiasaan.

Mulailah dengan menulis apa saja yang terlintas di kepala. Secara bertahap, kemampuan memilih diksi yang tepat, topik aktual dan kemampuan menggiring emosi (rasa) pembaca, akan terlatih. 

Menulis, melibatkan kedalaman ilmu dan hati. Itulah sebabnya, penulis tak berhenti menulis meski ia sedang bosan.

Salam kreatif selalu.

Kota Tepian, 4 Januari 2022

Ayra Amirah untuk Kompasiana

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun