Layaknya gadis-gadis di Inggris yang menikmati hidup mereka dengan beragam pesta sepanjang tahun, Lucy, gadis dari dunia penuh kegelapan, juga sedang memikirkan rencana untuk pesta ulang tahunnya.
Ini tidak terlalu buruk, karena baru mencapai musim gugur, tanpa guyuran hujan yang akan membasahi sayap-sayap kelelawar.
"Apakah kau sudah memikirkan semuanya?" tanya bibi Emely, sambil mengaduk bubur di perapian.
"Aku hanya akan mengundang sedikit teman. Tidak lebih dari dua puluh orang," jawab gadis itu sambil mencatat pada buku kecil.
"Bibi hanya harus menyediakan sedikit makanan, buah-buahan, roti pai dan sirup..."
Sejenak perempuan tua itu memandang ke langit-langit. Ada beberapa sarang laba-laba di sana. Tapi sebenarnya ia sedang memikirkan kemungkinannya.
"Baiklah, kurasa itu tidak sulit," sahutnya kemudian.
"Terima kasih, Bibiku sayang!" katanya kegirangan. Sekejap ia sudah menghambur ke pelukan bibi Emely.
Maka waktu beberapa hari ini digunakannya sebaik mungkin. Lucy segera memesan gaun dengan model terbaru. Konsepnya adalah anggun dan mengesankan. Ya, Lucy tak suka gaya mewah yang disarankan sang desainer.
Pertama-tama ia memilih bahan yang klasik dan tidak mengilap, karena tak ingin tampak seperti gadis-gadis dari keluarga kaya. Begitu juga dengan warna, Lucy memilih yang tidak akan disamai teman-temannya ketika menghadiri acaranya nanti. Tapi ia tetap yang paling cantik. Harus!