"Wah... aku suka gaunmu," puji Kim sambil menatapi penampilan Lucy malam itu.
Gadis itu tertawa dan balas memuji sahabat-sahabat yang mengerumuninya.Â
Hidupnya memang tak pernah sepi dengan ketulusan mereka semua. Ini menjadi cukup adil, setelah moncong senapan yang paling ditakutinya menggelegar di masa kecil dulu.
"Awas! Lari... sembunyi..." pekik paman Ed berusaha melindungi gadis-gadis itu.
Tampak pria itu berusaha memadamkan bara daging panggang yang hampir matang. Hmm, baunya enak sekali.
"Lucy, kemari!" Sorayya menariknya berjongkok di bawah meja. Lamunanya tentang makan malam yang menyenangkan buyar. Wajahnya ikut tegang.
Dilihatnya tamu-tamu kocar-kacir. Gelas-gelas berhamburan dan menyisakan pecahan di mana-mana.Â
Di salah satu sudut ia melihat bibi Emely menagis ketakutan. Tangannya mendekap botol wine yang baru saja akan dituangkan.
"Dor... Dorr...!"
Dua orang pemburu saling tatap. Senyum mereka lebih menyerupai seringai menakutkan bagi kelelawar seperti mereka. Manusia-manusia itu sangat menyebalkan!
"Aaaaaaakhhh!!" jerit paman Ed tiba-tiba. Tubuhnya roboh penuh darah. Menggelepar, lalu sedetik kemudian tak bergerak sama sekali.