Ada tidak enaknya, bagi Salina yang berkantong tebal, pergi ke pusat kecantikan akhir-akhir ini. Mulanya karena ajakan teman, selanjutnya merasa cocok dan nyaman. Akhirnya pergi sendiri tanpa teman. Bahkan, berani mencoba beuty centre yang berbada. Nah loe!
Salina tahu persis nama yang diberikan kedua orang tuanya berarti lembut, halus dan tidak kasar. Pastilah doa ini merujuk pada perilaku dan budi bahasa.Â
Tapi Salina sudah dewasa, sekarang. Sudah semester awal di bangku kuliah. Sepertinya karena pengaruh pergaulan, ia yang tadinya cuek, sekarang peduli apa itu kulit halus dan lembut.Â
Seperti pagi itu, ia menyempatkan melakukan facial rutin di sebuah rumah kecantikan. Sebenarnya  ia sekalian ingin konsultasi bagaimana mengatasi jerawat yang tumben mampir di wajahnya.
Ini pertama kalinya Salina berkunjung ke sini. Tempatnya terasa nyaman dan sejuk. Terbuka tanpa dinding-dinding beton, dengan suasana kolam dan taman di sekitar gazebo.Â
Ternyata, wajah yang sedang berjerawat tetap boleh menggunakan produk yang mengandung scrub. Seperti sabun cuci muka yang biasa ia pakai. Malah bagus untuk mencegah sel kulit mati terus menumpuk. Hanya, tidak disarankan melakukan scubing pada spot yang berjerawat. Itu yang pertama.
Kedua, wajah yang sedang timbul jerawat, bisa dilakukan acne facial yaitu dengan metode glycolic acid exfoliation.Â
Setelah itu, dilakukan pembersihan pori-pori secara manual. Hasilnya, Salina puas dan merasa lebih pede. Yes!
Selesai treatment, Salina menikmati segelas wedang yang disajikan. Masih tersisa waktu dua jam, sebelum ia masuk kuliah. Artinya ia tidak perlu buru-buru.
"Uhukk!" tiba-tiba Salina tersedak.
"Ken??"Â
"Hai..." sapa Ken yang kelihatannya lagi muter-muter di sekitar taman.Â
Salina tak percaya akan bertemu cowok itu di sini. Sudah cukup lama mereka tak saling kontak sejak Salina meminta putus. Sekarang Ken bertambah ganteng dan manis. Tiba-tiba rasa percaya dirinya ambyar semua.
"Sendiri?" tanya Ken mengumbar senyum.Â
Sejujurnya, Salina menyesal setelah putus dari Ken. Sampai sekarang, ia belum menemukan yang lebih baik dari cowok itu. Rata-rata cowok yang dilihatnya tengil semua.
"I... iya, aku sendiri. Kamu?" jawabnya gugup.Â
Ah, mana mungkin Ken pergi kesini. Pastilah ia mengantar pacarnya. Alamaakk!
Maka sejak kejadian itu, Salina parno* pergi ke klinik kecantikan manapun. Ia takut bertemu mantan dan menyaksikan siapa gadis beruntung yang sekarang memiliki Ken.
Ia lebih memilih belajar bagaimana membuat masker wajah dari buah-buahan yang cocok untuk jenis kulitnya. Atau jika memang ia ingin dipijat dan dilulur, Salina akan memanggil terapis datang langsung ke rumah.
SELESAI
____________
*parno (bahasa gaul) berasal dari kata paranoid yang berarti keadaan seseorang yang merasa takut, curiga, khawatir dan cemas secara berlebihan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H