Air cuci ikan, merupakan limbah dapur yang umumnya dibuang langsung ke saluran pembuangan. Selain berbau amis, air cuci ikan juga berwarna kemerahan dan mengundang perasaan jijik.
Tapi, semasa saya kanak-kanak, Bapak mengajarkan tips merawat tanaman dari air cuci ikan (yang pertama). Menyiram yang berarti membasahi tanahnya yang kering, sekaligus memberi pupuk dari kandungan unsur hara di dalamnya. Wah!
Saat itu, jujur saya merasa ganjil. Sebab lazimnya menyiram tanaman dengan air biasa dari sumur atau tadahan air hujan.Â
Itulah yang terjadi di setiap hutan, semak dan rawa, bukan? Hujan bekerja menghidupkan tumbuhan dari akar sampai ujung daunnya.
Namun saya mematuhi tanpa sekalipun mengkhianati. Maksud saya, semasa sekolah dasar saya sudah membersihkan ikan dan memasak sayur dan lauknya. Ini saya lakukan setiap hari untuk kami santap siang. Kecuali ibu yang baru pulang bekerja pukul tujuh malam.
Kandungan dalam air cuci ikan
Kebiasaan menyiram tanaman dengan air cuci ikan, berlangsung hingga sekarang. Bedanya, saya sudah mengetahui mengapa air cuci ikan, baik untuk kehidupan dan kesuburan tanaman.
Ikan sebagai sumber protein, maka secara kimia, juga tinggi nitrogen serta senyawa karbon di dalamnya.
Unsur hara lainnya adalah fosfor (P), kalium (K), besi (Fe), kalsium (Ca), mangan (Mn), magnesium (Mg), seng (Zn). Termasuk pula vitamin A, D, B6 serta B12.
Kesemuanya itu, berperan penting untuk kesuburan tanah dan tanaman.
Secara ringkas, manfaat air cuci ikan tersebut antara lain:
- Memacu vegetasi tanaman
- Mempercepat munculnya bunga pada tanaman tomat atau cabai
- Mempercepat pula terbentuknya buah
- Merangsang aktivitas bakteri tanah yang menyuburkan tanaman
- Tanah mudah menyerap air dan lebih gembur
- Mencegah rontok pada daun
Oya, walau kelihatannya sederhana, perlu diperhatikan bahwa bau amis pada air yang diaplikasikan ke media tanam, sangat mungkin mengundang kehadiran hama tanaman. Seperti: tikus, kecoa dan semut. Nah, ini sih yang sedikit menjadi pertimbangan.
Baik juga dibuat POC
Air cuci ikan (yang pertama) mempunyai konsentrasi paling tinggi, dibandingkan pencucian kedua dan ketiga. Selain itu, perlu proses alami untuk tanah menguraikannya.
Konsentrasi tinggi air cuci ikan terhadap tanaman, dapat memberi efek kelebihan dosis. Untuk itu, perlu diencerkan dengan memberi penambahan air seperlunya. Tapi jangan terlalu encer, yaa.
Dari satu kilogram ikan, dicuci dengan tiga liter air. Maka tambahkan air sampai darah ikan tidak terlalu merah serta tidak pula pucat. Aplikasikan pada tanaman sebanyak dua ratus mililiter atau lebih, untuk tanaman yang lebih besar.
Dapat pula diolah terlebih dulu sebagai Pupuk Organik Cair (POC). Setelah melalui proses fermentasi, air cuci ikan akan mengandung unsur anorganik yang dapat langsung diserap media tanam.
Cara membuat cukup mudah. Sediakan saja jirigen, tong ataupun drum penampungan. Sediakan pula selang, botol air mineral yang dilubangi penutupnya guna menyiram tanaman, atau ember.
Bahan utama yaitu satu liter air cuci ikan, molase (gula merah) 25 gr, EM4 (dapat dibeli di toko pertanian) sebanyak 25 ml, air bersih 4 liter, serta ragi satu keping.
Langkah-langkah pembuatan:
- Larutkan gula merah dengan air sampai benar-benar larut
- Tempatkan air cucian ikan serta 4 liter air bersih ke dalam jirigen, tong atau drum
- Tambahkan larutan gula merah
- Tambahkan pula EM4, aduk sampai semua bahan larut dan tercampur
- Simpan di tempat yang tidak dijangkau anak-anak serta tidak terkena sinar matahari langsung
- Buka tutup penampungan (jirigen, tong atau drum) selama lima menit setiap harinya, untuk mengeluarkan gas yang terbentuk. Setelah selesai, segera tutup kembali
- Pada hari ke lima belas, proses fermentasi selesai. Pupuk organik cair siap digunakan.Â
Caranya:Â
- gunakan selang kecil untuk mengalirkan 50 ml POC air cucian ikan ke dalam ember
- Tambahkan satu liter air biasa, aduk sampai tercampur
- Isi ke dalam botol bekas air mineral, yang dilubangi penutupnya
- Aplikasikan pada tanaman, seminggu sekali
Lihat perubahan dan perkembangan tanaman Anda dari teknologi sederhana ini.
Selain menghemat biaya perawatan tanaman, kita juga menghindari penggunaan pupuk kimia. Artinya, air kehidupan bagi tanaman, bisa berarti ramah lingkungan juga.
Selamat mencoba.
____________
Rujukan: pembuatan POC
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H