Mohon tunggu...
Ika Ayra
Ika Ayra Mohon Tunggu... Penulis - Penulis cerpen

Antologi cerpen: A Book with Hundred Colors of Story (jilid 1) dan Sewindu dalam Kota Cerita

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Megalomania, Gangguan Mental yang Tak Disadari

18 Agustus 2021   09:38 Diperbarui: 18 Agustus 2021   11:19 700
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi megalomania (foto dari dreamstime.com)

Penderita megalomania sangat haus kekuasaan (foto dari sehatq.com)
Penderita megalomania sangat haus kekuasaan (foto dari sehatq.com)
Ciri lainnya adalah ia sangat haus kekuasaan, serta tidak dapat mengenali kenyataan dirinya (delusions of grandeur). Terus menganggap dirinya memiliki kekuasaan, kekayaan, dan kecerdasan; padahal tidak sesuai dengan kenyataannya.

Itulah yang membuat saya terusik. Ia membesar-besarkan kejadian yang dialami. Menganggap dirinya begitu tinggi. 

Penderita, memang akan menunjukkan bahwa ia sangat berbudi, sangat mencintai ibunya yang sudah meninggal; meyakinkan orang lain bahwa ia paling benar, paling kaya, terkenal; dan parahnya ia bisa mengklaim diri sebagai nabi bahkan tuhan!

Pada gilirannya, penderita juga akan mengalami gejala penyakit mental lainnya seperti, bipolar, demensia, dan skizofrenia. Wow, buruk, bukan?

Penyebab megalomania

Jika Anda pernah mendengar, penyalahgunaan narkoba dapat merusak saraf, inilah antara lain akibatnya. Terjadi ketidakseimbangan kimia pada otak (neurotransmitter).

Penyebab lainnya adalah penyakit mental di keluarga, kurang berinteraksi secara sosial, stres, gangguan kecemasan.

Keluarga, idealnya adalah tempat seseorang belajar, bertumbuh, mengenal nilai-nilai, membentuk pola pikir dan mendapatkan kasih sayang.

Jika seseorang merasa dibedakan dalam keluarga, ditekan, diabaikan, dan tidak dihargai, maka besar kemungkinan ia akan menjadi penderita megalomania di masa remaja dan awal usia dewasa.

Seperti A, sekalipun ia tidak berasal dari keluarga bercerai, tetapi ia sangat dibenci oleh ayahnya semasa kecil, dan ibunya tidak dapat melindunginya karena bekerja di luar rumah setiap hari. Hal ini terus terjadi sampai ia duduk di bangku kuliah dan ibunya genap 20 tahun bekerja mencari nafkah.

Pelaku sindrom megalomania dalam sejarah

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun