Mohon tunggu...
Ika Ayra
Ika Ayra Mohon Tunggu... Penulis - Penulis cerpen

Antologi cerpen: A Book with Hundred Colors of Story (jilid 1) dan Sewindu dalam Kota Cerita

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Memaafkan Sama Artinya Mengobati Diri Sendiri

13 Mei 2021   20:43 Diperbarui: 13 Mei 2021   20:55 677
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pembaca yang budiman,

Dalam keseharian kita, meski sudah berusaha sekuat tenaga, namun konflik dan gesekan menjadi suatu hal yang tak terhindarkan. Dan ini wajar. Manusia tempatnya salah dan lupa, bukan?

Unsur sengaja atau tidak, bisa melatarbelakangi seseorang berbuat kesalahan. Dan sangat beruntung, bila sempat meminta maaf dan dimaafkan sebelum terlambat. Sebelum ajal datang menjemput.

Memberi maaf itu tak mudah

Kalimat seperti ini, menurut saya adalah perangkap. Sebuah bisikan yang membela harga diri, tapi sebenarnya menjerumuskan kepada dosa.

وَلْيَعْفُوا وَلْيَصْفَحُوا ۗ أَلَا تُحِبُّونَ أَنْ يَغْفِرَ اللَّهُ لَكُمْ ۗ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ

"... Dan hendaklah mereka memaafkan dan berlapang dada. Apakah kamu tidak ingin Allah mengampunimu? Dan Allah adalah maha pengampun lagi maha penyayang” (QS An Nur: 22)

Demikianlah Allah swt mensyari'atkan agar kita saling memberi maaf. Memang ada kalanya rasa sakit yang diterima, susah untuk dinetralisir. Sisi kemanusiaan telah terluka, terzholimi. Tapi percayalah, ini adalah penyakit hati.

Sebenarnya, mengapa memaafkan itu sulit?

Saya punya beberapa alasan berdasarkan pengalaman orang-orang di sekitar:

1. Luka karena bahasa, lebih kuat dalam ingatan
2. Menganggap marah adalah reaksi yang wajar
3. Menganggap marah, efektif untuk menghukum kesalahan
4. Merasa membutuhkan waktu agar dapat berdamai dengan hati
5. Perasaan dendam sulit dihilangkan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun