Di mana-mana, di berbagai belahan dunia, banyak orang yang hobi mengoleksi atau menyimpan barang-barang. Baik itu barang lama yang sifatnya antik, kuno, langka, kekinian, bahkan barang rongsokan.Â
Saya sendiri kurang suka mengumpulkan barang apapun. Nyatanya, setelah diingat-ingat dan digeledah, tetap saja ada barang-barang yang dikoleksi secara tidak sengaja. Bahkan ternyata ada yang sengaja juga.
Mengoleksi artinya, dari waktu ke waktu jumlah barang tersebut akan terakumulatif/bertambah. Membutuhkan ruang lebih besar, membutuhkan perhatian atau perawatan, bahkan bisa berarti sebagai sampah.Â
Nah, sebenarnya, apa yang mendorong hobi unik ini?
1. Hobi menanam/koleksi bunga
Yang satu ini, tidak aneh. Malah hobi yang bermanfaat menciptakan kesegaran di lingkungan rumah. Menambah sirkulasi udara, menyejukkan dan sedap dipandang mata. Belakangan hobi ini malah menjadi tren dengan mengunggulkan jenis tanaman tertentu.
2. Hobi mengumpulkan aksesoris
Menurut KBBI aksesori artinya pemanis atau pelengkap busana. Bisa berupa kalung, gelang, bros, jam tangan, jepit rambut, bandana, peniti bahkan ikat pinggang.
Sekalipun kaum pria juga mempunyai aksesori untuk menunjang penampilannya, kaum wanita biasanya mempunyai koleksi dan jumlah lebih lengkap. Tidak heran pedagang aksesori bertebaran diberbagai tempat. Mulai dari yang murah sampai yang mewah.
Manfaat untuk menunjang penampilan, menaikkan preatise, bahkan mengikut tren-lah yang mendorong hobi universal ini.
3. Hobi mengumpulkan tasbih
Tasbih adalah perangkat ibadah sholat. Digunakan saat berzikir mengingat Allah swt dengan menyebut kalimat Allah.
Tanpa sengaja, jumlah tasbih terus bertambah sekalipun tidak dengan membeli. Kebiasaan umat muslim memberi kenang-kenangan atau cenderamata berupa tasbih, adalah pendorongnya. Belum lagi beberapa tasbih yang terputus benangnya, dan tidak ikut dihitung.Â
Apakah Anda mengalami hal yang sama?
4. Hobi mengumpulkan ponsel rusak
Telepon seluler (ponsel) di tiap keluarga, saya yakin jumlahnya pasti lebih dari dua. Dan jumlah yang rusak, pasti ada banyak. Ehehee.
Ketimbang diperbaiki/servis yang ongkosnya setengah dari harga ponsel barunya, kita cenderung memilih menunggu saat gajian untuk membeli lagi yang baru. Sekalian memilih jenis dan kemampuan yang lebih update/baru.
Ponsel rusak ini terus disimpan di laci meja atau lainnya. Ada sih, peminat yang mau membeli ponsel rusak untuk diservis kembali. Tapi harga yang ditawarkan rasanya cukup sadis. Rp 100.000 untuk tiga ponsel rusak!
Akhirnya kesemua ponsel yang ketinggalan dan tidak berguna ini, dikoleksi karena sayang bila dibuang begitu saja.
5. Hobi mengumpulkan pulpen bekas
Saat tahun ajaran baru, para orang tua dan anaknya, biasanya berbelanja alat tulis untuk menyemangati dan memfasilitasi anak belajar di sekolah.
Lalu jika 1 lusin pulpen yang dibeli telah habis tintanya, orang tua akan mendapat laporan lagi dari anaknya.
Putri sulung saya, suatu hari menunjukkan bahwa pulpen-pulpen itu masih ada. Walau tinggal kemasan tanpa tinta di dalamnya.
Saya terkejut dan memintanya membuang sampah yang tidak berguna tersebut. Tapi si Kakak menolak. Ia akan terus mengumpulkan tanda "perjuangannya" sejak dua tahun terakhir.Â
Ya, menulis dan belajar di sekolah maupun di rumah, adalah sebuah perjuangan. Dengan meraih juara kelas, para siswa bersiap menjadi tunas bangsa yang berguna.Â
Selain itu, ada alasan kedua yang membuat saya geleng-geleng kepala. Katanya kemasan pulpen tersebut lucu dan warna-warni.Â
Aduh, ada-ada saja yaa.
6. Hobi mengumpulkan botol bekas
Dulunya, saat si bungsu masih bayi, ada perasaan sayang untuk membuang botol bekas bedaknya.Â
Meski sebenarnya saya tidak suka mengoleksi barang apapun, niat agar dapat bermanfaat sebagai alat bemain kakaknya, akhirnya mendorong saya juga.
Botol bedak berbagai merk dan ukuran pun, akhirnya terkumpul lumayan banyak. Kebetulan saya pembosan dan suka mengganti-ganti wangi bedak si kecil. Sekaligus tidak menginginkan anak-anak menjadi monoton dengan satu macam wangi yang diketahuinya.
Di kemudian hari, botol bekas bedak bayi si bungsu, malah dijadikan tempat sabun di kamar mandi. Digunting dan dibentuk sedemikian rupa agar bisa bermanfaat.
Lalu botol minuman kemasan pabrik ini, sengaja pula saya kumpulkan (lha, katanya tidak suka koleksi?)
Melihat warnanya yang cerah, saya membayangkan hasil yang bagus jika dibuat sebagai kerajinan tangan. Itulah alasan yang mendorong saya.
Botol-botol ini bekas pakai sendiri. Bukan dari hasil comot di pinggir jalan. Takut kalau membawa sampah ke rumah, banyak bakteri yang tidak terlihat.
Nah, dari hasil menggeledah rumah, akhirnya saya tahu apa saja alasan orang mengoleksi barang sehingga menjadi kebiasaan atau hobi.
jetset yang mengoleksi sejumlah mobil mewah. Faktor yang mendorong biasanya adalah kemampuan finansial serta kekagumannya pada hasil teknologi.Â
Banyak juga kalanganYang ini terkadang membuat kita geleng-geleng kepala yaa.
Adapula orang yang hobi mengoleksi kendaraan antik, perabot antik, pecahan mata uang lama dan sebagainya.Â
Hal yang mendorong tentu saja apresiasi terhadap nilai historis benda-benda tersebut.Â
Beda cerita jika yang diapresiasi adalah wanita-wanita cantik yaa, ehehee.
Saya menyimpulkan, manfaat serta alasan hobi mengoleksi antara lain:
- sebagai hiburan melepas penat setelah bekerja
- dapat dimanfaatkan sesuai fungsinya
- mempunyai nilai histori dan investasi
- menaikkan prestise/kelas sosial
- sebagai warisan kepada anak-cucu
Nah, apakah  Sahabat punya koleksi juga? Silahkan share di kolom komentar yaa.Â
Salam hangat, Ayra Amirah
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H