Lalu jika 1 lusin pulpen yang dibeli telah habis tintanya, orang tua akan mendapat laporan lagi dari anaknya.
Putri sulung saya, suatu hari menunjukkan bahwa pulpen-pulpen itu masih ada. Walau tinggal kemasan tanpa tinta di dalamnya.
Saya terkejut dan memintanya membuang sampah yang tidak berguna tersebut. Tapi si Kakak menolak. Ia akan terus mengumpulkan tanda "perjuangannya" sejak dua tahun terakhir.Â
Ya, menulis dan belajar di sekolah maupun di rumah, adalah sebuah perjuangan. Dengan meraih juara kelas, para siswa bersiap menjadi tunas bangsa yang berguna.Â
Selain itu, ada alasan kedua yang membuat saya geleng-geleng kepala. Katanya kemasan pulpen tersebut lucu dan warna-warni.Â
Aduh, ada-ada saja yaa.
6. Hobi mengumpulkan botol bekas
Dulunya, saat si bungsu masih bayi, ada perasaan sayang untuk membuang botol bekas bedaknya.Â
Meski sebenarnya saya tidak suka mengoleksi barang apapun, niat agar dapat bermanfaat sebagai alat bemain kakaknya, akhirnya mendorong saya juga.
Botol bedak berbagai merk dan ukuran pun, akhirnya terkumpul lumayan banyak. Kebetulan saya pembosan dan suka mengganti-ganti wangi bedak si kecil. Sekaligus tidak menginginkan anak-anak menjadi monoton dengan satu macam wangi yang diketahuinya.
Di kemudian hari, botol bekas bedak bayi si bungsu, malah dijadikan tempat sabun di kamar mandi. Digunting dan dibentuk sedemikian rupa agar bisa bermanfaat.