Nabi Sulaiman a s adakah putera nabi Daud a.s atau keturunan ke-13 dari nabi Ibrahim a.s.
Beliau mendengarkan dengan seksama, penuturan kedua wanita yang sedang emosional karena kehilangan bayinya.
فَفَهَّمْنَاهَا سُلَيْمَانَ وَكُلًّا آتَيْنَا حُكْمًا وَعِلْمًا وَسَخَّرْنَا مَعَ دَاوُودَ الْجِبَالَ يُسَبِّحْنَ وَالطَّيْرَ وَكُنَّا فَاعِلِينَ
Maka Kami telah memberikan pengertian kepada Sulaiman, tentang hukum (yang lebih tepat). Dan kepada masing-masing mereka telah Kami berikan hikmah dan ilmu dan telah Kami tundukkan gunung-gunung dan burung-burung, semua bertasbih bersama Daud. Dan Kamilah yang melakukannya (QS al-Anbiya: 79)
Nabi Sulaiman lalu meminta sebilah pisau kepada pelayannya. Ia akan membelah bayi malang ini menjadi dua, agar bisa dimiliki oleh masing-masing ibu.
Wanita yang lebih tua, hanya terdiam mendengar perkataan Nabi Sulaiman. Ia sama sekali tak menolak atau merasa keberaran.
Nabi Sulaiman memegang sebilah pisau, bersiap membelah bayi tersebut menjadi dua bagian yang adil.
Tiba-tiba wanita yang lebih muda menjerit dan menangis. Ia memohon kepada Nabi Sulaiman a.s untuk mengurungkan niatnya.
Seorang ibu kandung, mempunyai kasih sayang yang sejati kepada anaknya. Ia tidak akan pernah rela jika bayinya terluka, apalagi dibelah dua.
Ia pun mengikhlaskan bayi dengan ciri yang amat dikenalnya, dimiliki oleh wanita yang lebih tua. Biarlah bayi itu dirawat wanita lain, asalkan masih tetap hidup.
Dari kejadian ini, Nabi Sulaiman dapat mengetahui siapakah ibu kandung yang sebenarnya. Beliau lalu menyerahkan bayi tersebut kepada wanita yang lebih muda.