Salah satu yang saya rindukan saat berada di perantauan, adalah masjid favorit kota tercinta.Â
Sejak kecil, saya sholat di mesjid terbesar kedua di Samarinda dan di Kalimantan Timur setelah masjid Islamic Centre ini. Lokasinya berada di tepi sungai Mahakam, jl. KH. Abdullah Marissi kelurahan Pasar Pagi, kecamatan Samarinda Ilir.
Sejarah masjidÂ
Masjid Raya Darussalam Samarinda, dibangun pertama kali, hampir satu abad lalu, yaitu tahun 1925, oleh para saudagar Bugis dan Banjar. Mulanya hanya seluas 25 x 25 m persegi.Â
Mengikuti perkembangan kota Samarinda yang maju pesat, masjid Raya Darussalam pun mengalami perombakan pada tahun 1953 dan 1967.Â
Struktur bangunan masjid
Saat ini sedang berjalan rencana pembangunan madrasah ibtidaiyah, tsanawiyah dan aliyah yang akan menunjang sumber daya manusia ke depannya. Pembangunan ini didukung langsung oleh pemerintah daerah.
Di bulan suci ramadhan, suasana masjid tampak lebih syahdu. Banyak jamaah datang untuk melakukan sholat dan membaca al qur'an sambil menantikan datangnya bedug magrib. Suasana buka bersama terasa penuh ukhuwah/persaudaraan.
Mantan Presiden SBY beserta istri dan rombongan, melakukan sholat tarawih bersama masyarakat Kaltim pada bulan ramadhan 2006.
Menjelang akhir ramadhan, panitia BAZIS (badan amil, zakat, infak dan sedekah) menerima dan menyalurkan zakat, infak dan sedekah kepada delapan golongan yang berhak menerima.Â
Sholat idul fitri dilakukan secara khidmad sampai ke halaman masjid pada 1 syawal setiap tahunnya. Masyarakat berbondong-bondong mendatangi masjid sejak sebelum waktu subuh.Â
Pada hari raya idul qurban, juga dilaksanakan sholat idul adha secara khusyuk. Namun acara pemotongan hewan kurban sapi dan kambing, tidak dilaksanakan di lingkungan masjid, melainkan di rumah pemotongan hewan (RPH) di jalan poros Samarinda-Bontang.
Pelaksanaan sholat jumat
Pada awal masa pandemi, masjid Raya Darussalam tetap menyelenggarakan ibadah sholat jumat dan tetap disiarkan melalui radio-radio seperti biasa. Tidak diadakan jarak antar jamaah, serta tidak ada fasilitas tambahan seperti hand sanitizer dan alat pengukur suhu tubuh. Panitia masjid hanya meminta meniadakan salam-salaman usai melakukan sholat.
Warga masyarakat bukannya tidak mematuhi anjuran pemerintah. Mereka berpendapat virus corona adalah masalah dunia, tetapi lebih penting masalah akhirat. Sholat jumat tidak digantikan oleh sholat zhuhur di rumah. Begitupun dengan sajadah, tidak boleh diberikan jarak.
Sahabat Kompasianer, demikianlah ikhwal masjid favorit yang menjadi kebanggaan kami semua.
Berdirinya masjid Islamic Centre pada 2001, tidak mengurangi kecintaan pada ikon kota tercinta.
Semoga Allah selalu memberikan rahmatNya, aamiin.
Ayra Amirah
Samber THR 2021, Samber 2021 hari 17, THRKompasiana
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H