Ada diary di langit, yang mencatat hari ke hari bagai cerita
Ada gumpalan awan hitam tak jelita, siap membadai masuk berita
Ada biru nirmala sendu, berisi bahagia juga rinduAda doa di langit yang dipanjatkan dengan setulus hati
Tentang cita-cita yang jadi mimpi
Tergantung di tiang-tiang paling tinggi
Langit bagai kanvas besar, dilukis dengan rasa sabar
Kuas dipulas membekas, bersama hembusan nafas lugas
Tempat menitip gundah, resah dan juga marah
Aku ingin terbang ke langit, hanya untuk meraihnya
Mambawa jariku ke sana, menyentuh pipi senja merona
Namun apalah daya
Langit hanya bersahabat pada burung camar
Menari-nari dengan selendang anyar.
Menukik berputar jauh sekitar
Duhai langit berkapas-kapas
Aku titik di alam yang luas
Sedikit pun aku tak bebas
Langitmu menatap tak lepas
Mencatat dosa yang belum terbilas
Tentang cita-cita yang jadi mimpi
Tergantung di tiang-tiang paling tinggi
Kuas dipulas membekas, bersama hembusan nafas lugas
Tempat menitip gundah, resah dan juga marah
Mambawa jariku ke sana, menyentuh pipi senja merona
Langit hanya bersahabat pada burung camar
Menari-nari dengan selendang anyar.
Menukik berputar jauh sekitar
Aku titik di alam yang luas
Sedikit pun aku tak bebas
Langitmu menatap tak lepas
Mencatat dosa yang belum terbilas
Samarinda, 22 April 2021
Ayra Amirah
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H