Alhamdulillah, hari-hari awal bulan suci ramadhan, terus bergulir. Menyikapi segala keadaan dengan penuh rasa syukur. Menikmati makan sahur serta menu berbuka puasa, bersama keluarga tercinta.Â
Untuk ramadhan tahun ini, suami sudah merencanakan mudik sebelum pergantian tahun 2020 ke 2021. Beliau berniat membangun kubur almarhumah ibunya, ibu mertua saya, yang berpulang awal Juli tahun lalu. Namun apa hendak dikata, tak semudah membalik telapak tangan untuk mewujudkan niat ini.
Pemerintah mengeluarkan larangan mudik, semua terhenyak. Mudik telah menjadi budaya masyarakat, apapun caranya. Dengan angkutan umum berjejal-jejal, dengan mobil pribadi atau mobil rental, maupun dengan kendaraan roda dua. Syukur-syukur mudik dengan pesawat. Bisa menikmati pemandangan negeri di awan deh.
Mudik bukan sesuatu yang mudah dilakukan. Riweuh, lelah, panas, dan terkadang jarak tempuh berhari-hari rela ditembus. Contohnya bila mudik menggunakan kapal laut milik pelni. Ombak yang membuat mual pun, akan dihadapi.
Tapi sudahlah. Sebagai warga negara yang baik, suami patut taat peraturan yang ditetapkan. Dan juga hal ini dapat menjadi contoh bagi anak-anak kami, bahwa peraturan tidak untuk dilanggar. Semoga dengan kejadian ini, anak-anak kami yang masih dalam proses belajar, bisa mengambil ibrah.
Perasaan sedih dan kecewa, kami mengobatinya dengan banyak berdoa untuk kebaikan almarhumah. Bapak mertua dan saudara-saudara di kampung halaman, mengambil alih dan menyelesaikan pengerjaan kubur. Saya dan suami merasa sedikit lega, Bapak mertua dan saudara di kampung halaman, memahami posisi suami. Saat ini tidak mudah untuk meninggalkan tempat.
Sebenarnya, ada sedikit rasa sedih yang susah ditepis, kala mengingat bulan suci ramadhan akan segera menjelma sebagai hari kemenangan, hari lebaran Idul Fitri.
Kenangan manis
Empat tahun yang lalu, saat kami sekeluarga berkesempatan mengunjungi mertua dan seluruh keluarga di kota Palu, ada satu kenangan manis yang berkesan sampai sekarang.
Pada hari-hari terakhir di bulan ramadhan, semua orang sibuk membuat makanan tradisional seperti burasa, lepe-lepe dan tumbuk. Mungkin Sahabat Kompasianer sudah pernah mendengar yaa, atau bahkan sudah pernah mencicipi.