Kata orang, ikhlas berada pada posisi tertinggi. Ia susah untuk dipelajari dan diamalkan.Â
Orang bisa saja mengerjakan sholat, atau mengeluarkan sedekah, tapi belum tentu benar-benar ikhlas.
Konsep ikhlas, saya pahami dalam dua hal: ikhlas beribadah, dan ikhlas memafkan.
Ikhlas dalam beribadah, termasuk tidak menunda-nunda, serta tidak menghitung-hitung amal sholeh. Baik itu sholat, tadarus, maupun sedekah. Semua dilakukan tanpa keragu-raguan, dan tanpa embel-embel ingin mendapatkan balasan kebaikan, apalagi balasan dari manusia.
Ikhlas memaafkan, termasuk move on saat seseorang menyakiti, menghina atau merendahkan. Tidak berniat untuk membalas, ataupun memusuhinya.
Dalam kehidupan yang penuh campur tangan iblis, tidak satu orang pun yang seumur hidupnya terhindar dari perbuatan dosa. Entah kesalahan besar atau kecil, kepada orang tua, saudara, pasangan, anak-anak, teman, sahabat, tetangga, maupun kepada siapa saja yang kita temui di jalan,-tentunya kita pernah berbuat dosa, baik secara sengaja, ataupun kita tidak menyadarinya.
Melalui bulan yang penuh ampunan ini, jika kita banyak meminta ampun dosa kepada Allah swt, maka wujudkan juga dalam diri kita: mau memaafkan sesama.
Puasa adalah ibadah yang membutuhkan keikhlasan. Bila tidak ikhlas mengerjakannya, tentu kita akan merasa rugi.
Semoga dengan berpuasa sebulan lamanya, kita sudah pula melatih keikhlasan serta mendapatkan perubahan yang positip.
Sahabat Pembaca, tiga hal tersebut yang menjadi target menambah skill selama ramadhan ala saya.
Semoga Allah ridho dan memudahkan tujuan kita yaa. Akhirnya, selamat melaksanakan ibadah ramadhan bagi kita semua. Salam hangat, Ayra Amirah.