Seorang ibu, mempunyai perhiasan yang indah yaitu anak-anaknya. Maka, menjadi penting bagi setiap ibu untuk bisa memiliki waktu berkualitas bersama mereka, terutama di masa kecilnya.
Bagi ibu dengan kondisi berbeda, mereka punya caranya sendiri. Dan sama-sama ingin berada di hati anak-anaknya.
Saya sebagai ibu yang tidak bekerja di luar rumah, mempunyai waktu banyak bersama mereka. Tidak lain karena suami mendidik saya untuk menempati posisi masing-masing meski dengan segala risikonya.
Kebiasaan memasak untuk anak-anak, saya lakukan sejak memiliki bayi pertama. Memasak dan menyiapkan bubur saring dengan pilihan rasa berganti-ganti, setiap harinya.
Sekarang, saya tetap melakukan hal yang sama. Memasak dan menyiapkan menu untuk ketiganya. Saya ingin selalu intim dan mesra bersama anak-anak, di masa kecilnya. Ingin kelak mereka ingat semua kenangan ini.
Seminggu yang lalu, anak kedua saya request sayur santan warna-warni. Isinya ada labu siam, wortel, kacang panjang dan tahu putih.
Dua hari yang lalu, ia minta lagi dibuatkan bihun jagung spesial. Saya dengan senang hati mengabulkan, yang penting mereka bahagia.
Bihun, adalah mi kering terbuat dari tepung, dan merupakan bahan setengah jadi.Â
Di negara asalnya, Tiongkok, bihun dibuat dari tepung beras. Sesuai namanya, bi yang berarti beras, dan hun yang berarti tepung.
Tetapi anak-anak saya, lebih menyukai bihun jagung. Bahan pembuatannya tentu saja tepung jagung. Rasanya kenyal, dan kaya akan gizi.
Harganya murah meriah, hanya enam ribu saja untuk 400 gram nya. Banyak dijual di pasar dan warung terdekat.