Di Perancis sana, bekicot menjadi santapan istimewa di restoran mewah yang disebut escargot.
Di Indonesia sendiri, bekicot telah banyak dibudidayakan karena memiliki peluang bisnis yang baik.
Juni, sahabat saya, pada dasarnya menganggap bekicot tak bermaksud merugikan siapa pun termasuk petani sayur seperti dirinya. Para bekicot hanya merasa hidup di alam sang pencipta, dan memakan apa yang sudah ditakdirkan menjadi makanannya.
Maka ia membuang jauh-jauh pikiran untuk membasmi dengan bahan kimia yang tersedia di toko tani, maupun membasmi secara besar-besaran yang dapat membuat bekicot punah.
Menurutnya, dengan membunuh bekicot, maka satu mata rantai akan hilang, dan ekosistem pasti akan terganggu.
Juni berpikir untuk memanfaatkannya saja. Ia yakin apa yang Allah swt ciptakan, tentu mempunyai manfaat. Ia ingin membudidayakan bekicot, sebab telah mendapat bibit secara gratis.
Budidaya atau ternak bekicot ini, tergolong mudah. Kuncinya ada pada kelembaban dan keteduhan yang tepat, yakni sekitar 25•-30•celcius.
Mula-mula, pilih jenis bekicot yang bisa dibudidayakan yaitu Achatina Fulica dan Achatina Variegata.Â
Pilih bibit unggul dengan ciri-ciri beratnya sekitar 75-100 gram, serta tidak cacat fisik. Nah, ini pas sekali dengan bibit bekicot yang dimiliki Juni.
Anda hanya perlu menyiapkan kandang sederhana dari kayu kaso. Dindingnya dapat diberikan kawat kasa, serta atap di bagian atas yang berfungsi menahan panas matahari.Â