Sudah sekitar seminggu, saya ingin menulis tentang daerah asal saya ini. Tapi belum kesampaian.
Dan kemarin, anak kedua yang duduk di bangku Sekolah Dasar, saat pelajaran daringnya, mendapat satu coretan yang berarti jawaban salah.Â
Materi membahas paragraf, dengan tarian suku Dayak, tari Hudoq, di dalamnya.
Dan pertanyaannya: Kalimat manakah yang menjadi pokok pikiran, dalam paragraf di atas?Â
Untuk mengobati sedikit rasa kecewa, baiklah saya segera saja memenuhi niat hati, sekitar seminggu yang lalu.
Tari Hudoq merupakan tari tradisional yang berasal dari Kalimantan timur. Dalam penyajiannya menggunakan topeng untuk mewakili perwujudan binatang, leluhur dan dewa. Tarian ini dilakukan sebelum membuka lahan pertanian. Dan menjadi bagian dari karnaval budaya yang diselenggarakan negara.
Kalimantan Timur, sebelum dimekarkan menjadi Kalimantan Utara, luasnya hampir sama dengan luas pulau Jawa. Atau propinsi terluas kedua sesudah Papua yaitu 194.489 km persegi. Kini, calon ibu kota baru Indonesia ini luasnya tinggal 127.346,92 km persegi saja dengan jumlah penduduk 3,77 juta jiwa.Â
Julukan dan motto Kalimantan Timur
Kalimantan Timur, merupakan salah satu daerah yang diperhitungkan di negara kita, antara lain karena potensi sumber daya alamnya yang besar, serta keunikan suku Dayak di dalamnya.
Benua Etam, merupakan julukan untuk Kalimantan Timur. Berasal dari bahasa Dayak Kutai Kartanegara yang artinya daerah kita berasal. Sedangkan motto yang disandang adalah Ruhui Rahayu (bahasa Banjar) yang artinya kehidupan yang harmonis, damai sejahtera, aman dan tenteram. Alhamdulillah kota saya tercinta hingga kini adem ayem adanya.
Suku asli Kalimantan timur
Sedikit yang mengetahui bahwa suku asli Kalimantan Timur bukanlah suku Dayak, melainkan suku melayu yaitu Kutai, sekaligus yang mula-mula mendiami pesisir Kalimantan Timur.
Sementara suku Dayak yang dikenal berasal dari Kalimantan Timur, sebenarnya justru berasal dari negeri Yunan, sebuah wilayah di China.Â
Di negaranya, mereka kalah perang dan mengungsi sampai ke Pulau Kalimantan. Lambat laun mereka pun menetap dan memilih hidup menjauh dari keramaian akibat trauma berat paska perang.
Namun demikian, etnis terbanyak yang mendiami kota Samarinda dan sekitarnya justru bukan dua suku di atas.
Menempati urutan pertama yaitu suku Jawa (30,24%), kedua yaitu Bugis (20,81%), ketiga yaitu Banjar (12,45%), keempat yaitu Dayak (9,94%), barulah Kutai (7,80%) di urutan kelima. Sumber klik
Baca juga artikel saya I Love NusantaraÂ
Keunikan suku Dayak yang dikenal primitip
Selain pilihan untuk mendiami wilayah pedalaman Kalimantan yang berupa hutan-hutan tropis, kehidupan suku ini bisa dibilang jauh dari akses informasi global serta peradaban lainnya.
Cara hidup yang mereka lakukan, masih meneruskan warisan leluhur berupa ritual dan upacara adat yang unik. Melibatkan kepercayaan animisme dan dinamisme yang disebut Kaharingan. Mereka percaya pada roh baik dan roh jahat nenek moyang. Itu sebabnya mereka mengkeramatkan pohon, batu atau hewan tertentu seperti burung Enggang.
beranjut Mengenal Suku Dayak di Kalimantan Tomur (bagian 2)
Buka, Referensi: Search, Klik,Â
Narasi: penulis
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H