Mohon tunggu...
Ika Ayra
Ika Ayra Mohon Tunggu... Penulis - Penulis cerpen

Antologi cerpen: A Book with Hundred Colors of Story (jilid 1) dan Sewindu dalam Kota Cerita

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Anda Termasuk "Susun Piring"? Berikut Tips Menghindari Stres di Dalamnya

15 Februari 2021   17:31 Diperbarui: 15 Februari 2021   17:32 146
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bagi pasangan suami istri, mempunyai momongan adalah sebuah harapan besar. Anak adalah karunia yang diinginkan, tapi tidak semua orang bisa mendapatkannya.

Di sisi lain, sering pula kita menjumpai pasangan yang masih relatif muda, tapi mempunyai anak dengan jarak kelahirannya cukup rapat. Atau di kampung saya disebut susun piring. Ada piring yang paling besar, lebih besar, kecil sampai yang paling kecil.

Sebagian berpendapat susun piring ini baik. Repotnya sekaligus. Nanti tinggal bersantai-santai. Juga kelak saat mendampingi anak di pelaminan, usia belum terlalu tua. 

Nah, sebenarnya berapa jarak ideal untuk mempunyai anak lagi? 

Menurut badan kesehatan dunia WHO, antara 2 sampai 4 tahun dari kelahiran pervaginal/normal. Sang ibu sudah siap untuk proses hamil kembali. 

Di dalam buku posyandu dikatakan, sebaiknya dalam sebuah keluarga hanya memiliki satu balita di dalamnya. Makaudnya, jika ada dua balita, pastinya akan reweuh dan lebih banyak kesulitan dalam berbagai situasi.

Kisah Ibu Caca

Ibu muda ini, secara postur hanya mempunyai tinggi 130 cm dan berat badan 45 kg. Usianya saat melahirkan anak ketiga tidak lebih dari 30 tahun. Suaminya 31 tahun.

Anak pertama berusia sepuluh tahun dan anak kedua 5 tahun.

Bisa dibayangkan pada masa sekolah online, ibu muda ini akan kesulitan membagi waktu untuk ketiga buah hatinya. Terlepas dari anak adalah rezeki dari Allah swt.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun