Tinggal di daerah yang masih sangat alami, mungkin menyenangkan. Udara yang bersih, suasana sejuk, sekaligus alam yang permai.
Tetapi yang saya rasakan lebih dari itu. Saya punya banyak hal untuk dipelajari. Hal-hal yang selama ini tak pernah dipikirkan.
Mulanya, saya sama sekali tak tertarik. Tapi suatu hari, si bungsu Ayra, pulang dengan rumput liar di genggaman. Belakangan saya baru mengetahui, itu adalah Bandotan. Rumput liar yang sebenarnya mempunyai khasiat.
Mulailah saya bertanya, dimana mendapatkan tumbuhan liar tersebut?Â
Ternyata tidak jauh. Masih dalam jangkauan mata memandang. Bahkan sering tersenggol atau terinjak saat menjemur cucian. Terkadang malah mencabutnya, saat bersih-bersih halaman.
Beberapa waktu kemudian, saya sengaja meluangkan waktu untuk mengambil gambar dari rumput, bunga, jamur, tunas atau apa saja, dengan alat seadanya. Ponsel kesayangan, tentu saja.Â
Berikutnya saya mencari keterangan nama, sifat, habitat serta khasiat tumbuhan yang saya jumpai, dari google lens. Merangkumnya sedemikian rupa, menjadikannya tulisan dua seri yang menjadi hot thread.Â
Perasaan saya senang. Tidak menyangka dapat belajar hal baru dan menjadikannya tulisan.
Saya membagikannya di laman media sosial pribadi. Setidaknya sahabat saya di luar sana, akan mengenal dan sekilas menyimak gambar tumbuhan liar, beserta nama dan manfaatnya.Â
Berikutnya, saya juga sering dihinggapi serangga kecil, saat sedang berada di halaman. Buru-buru mengambil momentnya, karena serangga pasti segera berpindah tempat.
Dalam google lens saya mencari persamaan gambar dan bentuk secara seksama. Harus tepat dan berhati-hati agar akurat. Setelah fix, membagikannya lagi di laman facebook.
Selintas muncul pertanyaan dalam benak saya mengapa tidak sejak dulu semua ini terjadi? Pada saat saya masih di bangku sekolah dan bisa membawanya di bawah mikroskop. Meminta bimbingan guru Biologi dan menikmatinya seperti sekarang. Memperhatikan keragaman tumbuhan dan serangga, bagi saya sangat menyenangkan.
Tapi sekarang saya punya anak-anak.Â
Meski mereka masih di bangku Sekolah Dasar, tidak salah juga untuk menggali kepekaan mereka, lebih dari sekedar bermain bunga-bunga Kantong Semar atau rumput Israel.
Jika saya merasa agak terlambat memperhatikan ini semua, tidak ada salahnya bila anak-anak saya yang meneruskan.
Semoga mereka bertumbuh sambil belajar. Belajar itu sejak dini, sampai akhir hayat. Dengan mempelajari alam, akan banyak manfaatnya. Antara lain, semakin menambah rasa syukur.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H