Dengan telaten aku menyalinnya dalam sebuah buku, setiap malam. Lalu aku membacanya berulang-ulang, sampai mimpi membawaku tidur.
Empat belas tahun yang lalu, kita masih muda. Cinta di hati kita berdua begitu membara. Hubungan long distance pun dijalani setahun lamanya, sebelum akhirnya kita bertemu dan menikah.
Apakah engkau sanggup menceritakan kisah ini pada anak-anak kita, kelak mereka dewasa?
Apakah engkau sanggup mengakui lembar-lembar puisimu lah yang menaklukkan ibu mereka?
Aku jadi istrimu, karena engkau pujangga. Â Aku rela melepaskan impian yang lainnya. Berjalan bersamamu ke bulan, rasanya sudah lebih dari cukup.Â
Semoga Allah sang pemilik Cinta, senantiasa menghiasi genggaman kita dengan kasih sayang.Â
Semoga beban yang berat dan masalah yang rumit, kita dapat melewatinya dengan pelukan hangat.
Terima kasih untuk cintamu selama ini. I love you.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H