Awal tahun 2021, sebenarnya tak terlalu saya tunggu. Sekalipun tahun baru itu adalah moment menggembirakan, tapi hal yang tidak mengenakkan adalah mengetahui berapa usia saya sekarang di bulan Januari.
Dulu, rasanya oke aja kalau umur saya bertambah. Tidak takut kehilangan masa keemasan. Tapi sekarang, kok saya takut yaa menyandang predikat "tua"?Â
Sebenarnya saya senang menjadi tua. Itu artinya saya sudah melewati "pos" demi "pos" dalam kehidupan, beserta soal ujian di dalamnya. Sebentar lagi saya akan mencapai finish, dan mendapatkan semacam penghargaan. Itu kurang lebihnya kalau dalam kegiatan Pramuka.Â
"Tua" versi saya adalah saatnya kehilangan segala yang dulu disebut sehat dan kuat. Enerjik dan prima. Contohnya, belakangan saya sudah sering lupa. Teringat kata-kata si kecil, ibu sudah pikun!Â
Bukan itu saja. Dua hari ini, satu gigi taring saya mulai rapuh, mulai goyang. Makan buah salak harus hati-hati. Mengunyah sayur juga pelan-pelan. Mungkinkah saya mulai memasuki masa makan makanan yang lunak dan empuk saja? Dan bayangkan, mungkin jarak beberapa tahun kedepan saya akan ompong. Serem ah!
Celakanya, suami tidak lupa bahwa tinggal menghitung hari lagi, saya akan menjadi tua. Ah!
Sebenarnya kami sekeluarga tak terbiasa dengan perayaan ulang tahun. Meski ya tanggalnya tetap diingat. Tapi baiklah hari ini saya ingin berkhayal saja.
Saya sama sekali tidak suka nonton film, sementara suami sangat suka. Walaupun, sejak berumah tangga, budged nonton dialihkan ke kebutuhan lain yang lebih penting. Â Alias suami harus puas nonton di rumah aja, ditemani istri dan secangkir kopi. Ahaii...
Anggap saja, suami pulang kerja bawa tiket nonton yang judulnya sudah saya pilih sebelumnya.Â
Film apa yaaa??? (Berpikir keras nih!)