Ketika jutaan hektar sawah menghijau di tangan milik petani
Aku mendengar cuit pipit melagukan seribu jenis harapan
Tapi aku salah karena nyatanya hingga kini
Anak-anak petani hidup sederhana bersama mainan yang disebut jaranan
Ketika tahun demi tahun berganti dan petani masih saja seperti ini
Bahkan pipit masih saja bernyanyi tanpa bukti
Aku semakin ngeri dan jeri
Nyatanya kini teknologi informasi datang sebagai satu solusi
Sekarang cepat isi kuota lalu buka aplikasi dan internet
Tak perlu menjual hasil jerih payah lagi pada tengkulak
Cukup di saat jaringan dan sinyal tak sedang lelet
Harga yang pantas bisa membuat senang dan teriak
Setidaknya Indonesiaku masih sebagai negara agraris
Anak cucu masih bisa menikmati nasi, (nasi pecel atau  nasi sambel gurami)
Perlahan ditinggalkan hidup sebagai petani yang miris
Ratusan ton padi dipanen, digiling, untuk konsumsi bangsa kami
Awal tahun 2021 adalah lembaran putih yang baru
Padanya akan tertulis kisah-kisah perjalanan penuh suka dan haru
Dan puisi teknologi ini kupersembahkan padamu
Siapa saja yang telah membantu petani-petani desa, untuk Indonesia lebih maju
Ayo maju Indonesiaku!
***
Samarinda, 15 Januari 2021
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H