Mohon izin menerbitkan artikel dari 150 sahabat Kompasianer
Adalah kejutan bagi saya, saat membaca tulisan Pak Tjipta Effendi pada 1 Januari 2021. Isinya beliau mencari "pengganti" alm. Thamrin Sonata atas rencana mencetak dan menerbitkan buku dengan artikel khusus dari 150 Kompasianer menulis di dalamnya. Saya pun langsung berkomentar di sana.
Kesan pertama membaca tulisan Pak Tjip
Saya teringat saat pertama kali menemukan tulisan Pak Tjip beberapa waktu lalu (Refreshing Tidak Perlu Mahal). Saat itu saya sedang googling manfaat refreshing, untuk melengkapi bahan menulis saya, di link ini. Jadi sama sekali bukan, secara sengaja membuka halaman profil Pak Tjip pada akun Kompasiana.
Dengan teliti saya mengamati, tahun kelahiran beliau, usia berapa saat mendapat predikat Kompasianer of the year 2014Â yang tertulis pada bio beliau, sementara artikel tersebut terbit tahun 2016. Artinya, enam tahun lalu Pak Tjip sudah sangat aktif mengisi laman Kompasiana.
Dan pada saat saya menemukan artikel tersebut (Desember 2020) Pak Tjip sudah berusia 77 tahun tetapi masih juga aktif menulis. Alhamdulillah dan luar biasa!
Hal sekecil ini menjadi perhatian saya, karena memang seperti itulah sifat saya, senang memperhatikan hal-hal kecil. Tapi dengan itu pula saya dibuat kagum untuk pertama kalinya tentang kiprah beliau pada Kompasiana.Â
Foto-foto dalam artikel tersebut sangat mengagumkan saya
Dalam artikel tersebut, khusus menceritakan destinasi wisata pantai berjarak satu jam perjalanan dari rumah mereka menuju ke Kiama Harbour, sebuah kota wisata  yang termahsyur untuk daerah New South Wales.