Kedua, saya bisa memberi mereka bukti bahwa saya sayang dan perhatian. Sekaligus yang ketiga, saya dapat menilai keberhasilan prinsip dan metode belajar yang saya terapkan selama ini, sudah benar atau masih banyak kekurangan?Â
Dan sempat saya mewanti-wanti diri sendiri, kalau sampai hasil belajar/raport KI3 mereka buruk, maka saya harus mengurangi intensitas saya menulis di Kompasiana. Yang sebenarnya adalah kegiatan baru yang sedang saya nikmati dan pelajari. Hmm...berat bukan?
Sekalipun masa libur sekolah hanya dihabiskan dengan berkegiatan di rumah aja, seperti kembali berkebun ala anak saya, bersantai dan bermain bersama adik, serta membuat kerajinan bunga kertas, Alya dan Zahira tidak berkecil hati.Â
Sempat sih, mereka memberikan ide pergi ke Taman Cerdas, sebuah taman bermain di kota saya, namun mengingat beberapa pertimbangan serta anjuran dokter Raisa Broto Asmoro tentang isoman yang bisa menjadi percuma, maka saya memberi keputusan bermain di Taman Cerdas ditunda lain waktu di saat situasi sudah benar-benar normal. Alhamdulillah mereka bisa mengerti dan tidak memberi sanggahan sama sekali.
Yuk semangat kembali belajar
Info pertama selama liburan, datang dari wali kelas yang memberitahukan ketersediaan lembar kerja siswa (LKS) untuk semester dua dari penyalur, dengan harga paket sudah ditentukan.Â
LKS merupakan penunjang murid untuk belajar, sedangkan buku panduan berasal dari pemerintah dan dipinjamkan melaui perpustakaan sekolah.
Info kedua bisa dibilang wacana umum, bahwa kegiatan belajar tatap muka, masih akan mengalami penundaan. Meskipun beberapa waktu sebelumnya diadakan poling pendapat dari segenap orang tua/wali murid, setuju atau tidak setuju sekolah dibuka kembali pada awal tahun 2021, dengan mekanisme per shift sepuluh murid dan durasi belajar dua jam saja. Tentu dengan pemberlakuan prokes sesuai arahan pemerintah.