Mohon tunggu...
Ika Ayra
Ika Ayra Mohon Tunggu... Penulis - Penulis cerpen

Antologi cerpen: A Book with Hundred Colors of Story (jilid 1) dan Sewindu dalam Kota Cerita

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Hujan Terperangkap Kabut Pepohonan, Aku Terperangkap Rindu Untukmu

1 Desember 2020   05:52 Diperbarui: 1 Desember 2020   06:56 135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tetes-tetes hujan berjatuhan berdesakan memenuhi janjinya pada alam

Bergumul dengan kabut membasahi setiap kering pepohonan

Merasuk ke setiap lapisan tanah dan kubangan

Menembus terperangkap jauh ke dalam


Aku menatapi tetes-tetes hujan yang jatuh dari ujung atap rumah

Merekam suara menderu dari pertarungan angin

Menikmati kesendirian bersama sunyi sepi tanpamu

Dingin menggigil terperangkap rindu yang penuh di kalbu


Di kejauhan pohon-pohon meliuk mesra

Berkejaran, berpelukan dan saling menggenggam

Tak mampu menghindari jatuhnya daun-daun lama

Atau patahnya ranting-ranting tua


Aku masih duduk di teras rumah menghitung waktu

Menunggu pujaan hati membela negeri pulang kembali

Aku tak percaya kata mereka engkau tertembak musuh

Aku percaya engkau cinta kepadaku, belum menghadap sang illahi

*untuk Kompasiana


Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun