Sebagai kakak ia sering dihadapkan pada tanggung jawab mengayomi, dan itu tidak nyaman untuknya.Â
Ia ingin bermanja sepuasnya dengan perhatian kedua orang tua.Â
Ia ingin makan es krim kapan saja tanpa takut adiknya ikut-ikutan lalu pilek.Â
Ia ingin setiap barang miliknya tak harus dibagi atau dipinjamkan demi adik tak menangis.
Satu hari, dua hari, tiga hari...aku masih terus berpikir.
Aku pun terlahir sebagai sulung dengan satu adik laki-laki. Tapi aku tak pernah merasa dilema apalagi tak suka punya adik.
Aku mengira kelalaianku akhir-akhir ini adalah jam karet makan siang kami, atau durasi panjang kala aku melakukan me time. Â Sekedar membaca-baca artikel di layar ponsel. Ah.
Punya dua orang adik itu adalah karunia, nak. Punya saudara kandung itu investasi di masa depan...Â
Di saat kau berada di titik nol dan dalam kesusahan, atau di saat seluruh dunia meninggalkanmu, maka adikmu tidak akan meninggalkanmu.Â
Adikmu akan selalu siap untukmu 24 jam, nak. Adikmu tidak akan menghianatimu seperti halnya sahabat. Karena darah selalu lebih kental daripada air.