Hmm, rasa bahagia itu bisa tercipta  dari apa saja. Seperti pengakuan anak sulung kami.Â
Kekagumannya pada alam, hanya dari memandang bentangan langit.Â
Berbeda jika kami harus tinggal di suatu pemukiman dalam gang sempit. Jarak pandang akan mempunyai batas pula.
Anak kedua kami berbeda lagi.
Ia sangat suka memetik bunga liar bersama sang adik.Â
Ada banyak macam bunga liar di sekitar sini. Mulai dari karamunting sampai bunga terompet. Bahkan bunga-bunga lain yang kami tak tau namanya.
Terlalu banyak beban hidup di luar sana. Kasihan pada mereka yang terkendala selama masa pandemi. Apalagi yang mempunyai beban cicilan setiap bulannya. Aku berusaha lebih banyak bersyukur, membuang nafas bersama angin sore yang lewat.