Mereka menempati sebuah rumah kosong untuk sementara waktu. Seseorang yang baik hati telah pula menolongnya. Suami ibu Amat juga bekerja sebagai buruh harian seperti suamiku. Mereka tampak jauh lebih bahagia sekarang.
Sekarang, setiap aku mendengar bayi lain menangis, ingatanku akan melayang ke masa lalu. Tentang kehidupan ibu Amat yang menyayat rasa kemanusiaanku.Â
Mungkin saja ada begitu banyak ibu Amat-ibu Amat lain di luar sana. Tetapi jangan khawatir. Aku tak mengeluh apa-apa lagi sekarang. Aku hidup dalam rasa syukur, dan berusaha bersabar dalam kondisi apapun.
In syaa Allah.
*pernah tayang di SECANGKIR KOPI BERSAMA
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H